Pertumbuhan kredit perbankan ternyata melambat pada Oktober lalu. Data Bank Indonesia (BI) yang baru dirilis menunjukkan angka hanya 7,36 persen, turun dari bulan sebelumnya. Ini jadi level terendah dalam tiga bulan terakhir.
Yang menarik, sikap hati-hati bank-bank terhadap segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi sorotan utama. Padahal, segmen ini sering disebut sebagai tulang punggung ekonomi. Tapi rupanya, data berbicara lain.
Brian Lee Shun Rong, ekonom Maybank Investment Banking Group, mengungkapkan fakta mengejutkan. Kredit UMKM justru menyusut minus 0,1 persen secara tahunan. Padahal di September, masih ada pertumbuhan tipis 0,2 persen. Perlambatan ini cukup signifikan.
"Bank-bank masih berhati-hati dalam memberikan pinjaman kepada segmen UMKM, dan pembiayaan konsumen di tengah risiko kredit," kata Brian dalam risetnya yang dikutip Jumat (21/11/2025).
Menurut catatan BI yang dia rujuk, perbankan masih memandang UMKM sebagai segmen berisiko tinggi. Alasannya klasik: keterbatasan agunan, pencatatan keuangan yang tidak lengkap, plus arus kas yang fluktuatif. Faktor-faktor ini membuat bank berpikir dua kali sebelum menyalurkan dana.
Di sisi lain, penyaluran kredit masih terkonsentrasi pada korporasi yang dinilai lebih aman. Laporan riset memaparkan bahwa kehati-hatian perbankan ini berdampak nyata pada realisasi kredit konsumer dan UMKM. Padahal, likuiditas perbankan sebenarnya terbantu oleh kebijakan BI.
Artikel Terkait
Samsung Kembali ke Struktur Dua Pimpinan, TM Roh Pimpin Divisi DX
Barcelona Bertahan di Puncak Meski Ditekan Chelsea
BAIC Sodorkan BJ30 Hybrid FWD, Harga Lebih Ringan di GJAW 2025
Vidi Aldiano Menang Mutuh, Gugatan Rp 28 Miliar Soal Lagu Nuansa Bening Ditolak Hakim