Analis pasar modal mengungkapkan bahwa 89 persen dari total portofolio investasi TUGU bersifat likuid, setara dengan Rp10,8 triliun. Alokasi yang besar pada aset likuid seperti SBN, obligasi, dan deposito memberikan keleluasaan bagi perusahaan untuk mengoptimalkan imbal hasil secara tepat.
Strategi ini terbukti efektif mendongkrak kinerja. Hingga September 2025, Tugu Insurance telah mengalokasikan dana segar sebesar Rp767,1 miliar untuk investasi. Reinvestasi dan penempatan pada aset produktif ini berhasil meningkatkan proyeksi yield investasi tahunan. Diperkirakan yield TUGU dapat mencapai kisaran 5-6 persen pada tahun 2025, sebuah peningkatan yang berarti dari kisaran 3-4 persen di tahun 2024.
Peningkatan satu poin persentase dalam yield investasi setara dengan tambahan pendapatan sekitar Rp122 miliar. Nominal ini memberikan dampak yang signifikan terhadap laba bersih perusahaan, terutama ketika ditopang oleh pertumbuhan di segmen bisnis asuransi inti.
Memanfaatkan Momentum Pasar dan Manajemen Risiko
Kinerja positif pasar modal dan pasar obligasi domestik pada tahun 2025 turut mendukung strategi investasi TUGU. Meski mengalami fluktuasi, kedua pasar tersebut masih menawarkan return yang positif. Kenaikan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sebesar 11,6 persen dalam setahun terakhir mencerminkan momentum yang baik di pasar obligasi.
Keberhasilan Tugu Insurance tidak lepas dari penerapan manajemen risiko yang ketat. Mayoritas penempatan portofolio dilakukan pada SBN dengan tenor jangka menengah hingga panjang. Pendekatan ini memastikan pendapatan bunga yang stabil dan tumbuh, sekaligus mengelola risiko fluktuasi harga obligasi dengan baik.
Artikel Terkait
Prabowo & Michael Bloomberg Bahas Investasi dan Kerja Sama di Istana Negara
Ekspor India ke AS Naik 14.5% di Oktober 2025: Strategi Hadapi Tarif 50%
Darurat Bullying di Indonesia: Puan Maharani Soroti Kasus Tragis Siswa SMP Tangerang
FlyDubai Pesan 150 Pesawat Airbus A321: Nilai Miliaran Dolar & Ekspansi Besar