Pengamat Ungkap Ada Operasi Pancing Jaring Dalam Kasus Ijazah Jokowi, Apa Itu?

- Rabu, 23 Juli 2025 | 13:05 WIB
Pengamat Ungkap Ada Operasi Pancing Jaring Dalam Kasus Ijazah Jokowi, Apa Itu?




MURIANETWORK.COM - Kasus dugaan ijazah Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi), kembali menjadi perbincangan panas di tengah masyarakat. 


Isu ini telah lama mencuat dan kerap dibantah, baik oleh pihak kampus, aparat penegak hukum, hingga tokoh-tokoh politik. 


Namun, menurut pengamat politik dan sosial Rokhmat Widodo, polemik ijazah ini menyimpan strategi tersembunyi yang ia sebut sebagai operasi pancing jaring.


“Ini bukan sekadar kegaduhan biasa, melainkan semacam operasi yang sengaja diatur untuk menjaring pihak-pihak tertentu. Ada semacam jebakan politik atau sosial yang sedang dimainkan,” ujar Rokhmat kepada wartawan, Rabu (23/7).


Menurut Rokhmat, istilah “pancing jaring” mengacu pada taktik dalam dunia intelijen dan politik di mana sebuah isu dilempar ke publik untuk memancing reaksi. 


Setelah target atau kelompok sasaran terpancing dan melangkah lebih jauh, barulah dilakukan tindakan hukum atau pembungkaman politik.


“Siapa yang memancing, siapa yang terpancing, dan siapa yang akhirnya dijaring — itu yang harus dipahami publik. Dalam konteks kasus ijazah ini, bisa jadi orang yang pertama menuding akan selamat secara hukum, tetapi orang-orang yang mencoba menindaklanjuti atau mendukungnya secara frontal justru yang ditangkap atau diproses hukum,” ujar dia.


Kasus dugaan ijazah palsu Jokowi pertama kali mencuat menjelang Pilpres 2019 dan terus mengemuka hingga pasca Pilpres 2024. 


Beberapa tokoh dan aktivis pernah mengangkat isu ini, namun selalu berakhir buntu. 


UGM selaku pihak kampus sudah menyatakan keaslian ijazah Jokowi. Pihak kepolisian pun tidak menemukan pelanggaran hukum.


Namun bagi Rokhmat Widodo, isu ini tak semata-mata soal benar atau tidaknya sebuah ijazah, melainkan bagaimana isu tersebut dimanfaatkan oleh berbagai pihak.


“Ini seperti tambang emas politik. Selalu bisa digali kapan saja dan bisa membakar opini publik jika dibutuhkan,” katanya.


Rokhmat mencatat adanya pola yang berulang: isu dilempar oleh pihak tertentu, lalu beberapa kelompok sipil atau aktivis menggigit umpan itu. 


Setelah situasi memanas, muncullah respons keras dari aparat, dan berakhir pada kriminalisasi atau tekanan terhadap pihak-pihak yang dianggap ‘berlebihan’ menanggapi isu tersebut.


“Ini bisa kita lihat dari beberapa kasus penangkapan terhadap aktivis atau tokoh-tokoh yang vokal. Sedangkan mereka yang memulai isu kadang tetap bebas. Di sinilah letak ‘jebakan’ yang saya maksud. Ini strategi pengamanan narasi, sekaligus pemetaan siapa kawan dan siapa lawan,” jelasnya.


Rokhmat mengingatkan aktivis, tokoh masyarakat, dan publik untuk lebih cermat dan kritis dalam menanggapi isu-isu besar seperti ini.


“Jangan asal reaktif. Pelajari siapa yang menyebar isu, siapa yang berpotensi memanen hasilnya. Jangan-jangan yang kita anggap teman justru yang menjebak,” katanya mengakhiri.


Isu ijazah Jokowi kini bukan sekadar polemik administratif, melainkan telah menjadi arena pertarungan narasi, kekuasaan, dan strategi politik tersembunyi. 


Apa yang tampak di permukaan seringkali bukanlah realitas utuh. 


Dalam pandangan Rokhmat Widodo, publik perlu waspada terhadap operasi “pancing jaring” yang menjebak dan bisa mengorbankan mereka yang tidak hati-hati dalam bersikap.


Sumber: SuaraNasional

Komentar