Ikrar mengkritik suasana di pemerintahan era Jokowi yang menurutnya diwarnai rasa takut. Para pejabat disebut tidak berani mengkritik karena khawatir terkena reshuffle, bahkan saling bersaing untuk dekat dengan presiden demi menjaga kekuasaan dan jabatan.
Ia juga menyoroti bahwa pengambilan keputusan di lingkar kekuasaan Jokowi tidak lagi berbasis diskusi kabinet, melainkan berdasarkan bisikan orang-orang terdekat yang belum tentu memiliki jabatan resmi.
“Bisa saja itu cenayang,” ujar Ikrar.
Menurut Ikrar, Jokowi menunjukkan sikap haus kekuasaan meski sudah menjabat selama dua periode. Upaya untuk melanjutkan pengaruh politiknya disebut dilakukan dengan mendorong Gibran maju dalam kontestasi pemilu.
Ia juga menyinggung polemik seputar ijazah Jokowi, yang menurutnya makin terbuka setelah adanya upaya dari sejumlah alumni Universitas Gadjah Mada (UGM). Ikrar menyebut perkembangan teknologi membuat kebenaran soal ijazah tidak bisa ditutupi selamanya.
“Jika saja Jokowi tidak lupa daratan, ia mungkin bisa mengakhiri kepemimpinannya dengan mulus. Namun karena keserakahannya, ia akan mengalami crash landing yang menghancurkan segalanya,” kata Ikrar
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
UGM Dinilai Gagal Tunjukkan Arsip Legalitas Ijazah Jokowi
KPU Solo Bantah Keras Isu Pemusnahan Berkas Pendaftaran Jokowi
Arsul Sani Pamer Ijazah Asli, Denny Indrayana: Beda Bumi dan Langit dengan Sikap Jokowi
Anggota Bon Jowi Tuduh Jokowi Psikopat jika Sengaja Tak Tunjukkan Ijazah Asli