Suasana di tubuh Nahdlatul Ulama sedang tidak karuan. Isu tentang pemakzulan Ketua Umum PBNU, Gus Yahya, tiba-tiba mencuat ke permukaan setelah beredarnya risalah rapat internal yang memintanya mundur.
KH Abdul Muhaimin, A'wan PBNU, membenarkan bahwa dokumen itu memang benar adanya. Tapi, dia mengeluhkan cara dokumen internal itu tiba-tiba tersebar luas di grup-grup WhatsApp, bahkan sampai ke kalangan di luar NU. "Benar, cuma saya sebetulnya tidak wise-nya di situlah," ujarnya, terdengar kesal saat dihubungi Sabtu (22/11/2025). "Masa pembicaraan internal disebar seenaknya, dan tidak hanya pada jalur-jalur yang memang kalangan NU, sekarang beredar di semua WA."
Menurut Muhaimin, penyebaran surat itu bukan tanpa maksud. Dia mencium aroma manuver politik yang ditujukan untuk mendiskreditkan Gus Yahya. "Itu kan kok kayak mereka-mereka yang punya kepentingan itu sedang mengonsolidasikan pendukungnya," katanya. Dengan nada tegas, dia menambahkan, "Mbok manuver kayak gitu itu dihentikan."
Persoalannya tak berhenti di situ. Muhaimin juga menyoroti peran Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Dia berpendapat bahwa untuk menyelesaikan masalah ini, Gus Ipul juga harus bertanggung jawab dengan mengundurkan diri dari posisi Sekretaris Jenderal PBNU. "Ya itu dua-duanya simultan. Pihak elite NU juga memperbaiki diri ya," jelasnya. "Satu contoh misalnya ya, fatsun-nya kan enggak elok, Ipul itu ya harus mundur dari sekjen atau dari menteri, sehingga tidak ada abuse of power."
Lalu, apa sebenarnya isi risalah yang jadi pangkal keributan ini?
Risalah itu berasal dari Rapat Harian Syuriyah PBNU yang digelar Kamis (20/11/2025) di Hotel Aston City, Jakarta. Rapat yang dihadiri 37 dari 53 orang anggota itu menghasilkan keputusan cukup keras. Rais Aam PBNU, Miftachul Akhyar, meminta Gus Yahya mundur dari jabatannya.
"Berdasarkan musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan KH. Yahya Cholil Staquf mundur sebagai Ketua Umum PBNU," bunyi petikan risalah yang ditandatangani Miftachul Akhyar.
Artikel Terkait
PSI Tinggalkan Citra Jelita, Fokus Garap Basis Akar Rumput untuk 2029
Denny Indrayana: Polemik Ijazah Jokowi Tak Perlu Berujung Jeruji Besi
Gus Yahya Tolak Lengser, Sebut Keputusan Syuriah PBNU sebagai Aksi Sepihak
Faizal Assegaf Desak Jokowi dan Megawati Segera Berembuk