Ledakan SMAN 72 Jakarta: Motif FN Terungkap, Ketidaksukaan pada Kakak Kelas dan Konten Ekstrem

- Selasa, 11 November 2025 | 13:25 WIB
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Motif FN Terungkap, Ketidaksukaan pada Kakak Kelas dan Konten Ekstrem

Motif Ledakan SMAN 72 Jakarta Terungkap, Didorong Rasa Tidak Suka dan Konten Ekstrem

Polda Metro Jaya berhasil mengungkap perkembangan terbaru dalam kasus ledakan yang mengguncang SMAN 72 Jakarta. Selain mengamankan sejumlah barang bukti, penyidik juga mulai menemukan titik terang mengenai motif di balik aksi terduga pelaku yang berinisial FN.

Barang Bukti dan Motif Awal Ketidaksukaan

Kombes Pol. Budi Hermanto, Kabid Humas Polda Metro Jaya, mengonfirmasi bahwa sejumlah barang bukti telah disita dari rumah terduga pelaku. Barang bukti tersebut, yang meliputi buku dan dokumen, kini sedang diteliti lebih lanjut oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) untuk dicocokkan dengan kronologi kejadian.

Budi juga menyampaikan temuan awal mengenai motif pelaku. "Dari hasil pemeriksaan sementara, terungkap adanya wujud rasa ketidaksukaan yang disampaikan tidak secara frontal, melainkan melalui tulisan dan gambar-gambaran," ujarnya. Ekspresi ketidaksukaan ini diduga tertuju pada lingkungan kelas atau kakak kelasnya.

Ia menekankan pentingnya peran serta orang tua dan guru dalam mengawasi ekspresi serupa. "Inilah yang kita ajak untuk menggugah kepedulian bersama. Apabila kita cepat dan tanggap membaca tulisan di dinding atau meja, kita mungkin bisa memitigasi dan mengeleminir kejadian yang lebih besar," tambah Budi.

Kondisi Terduga Pelaku Dipindah ke RS Polri

Untuk memastikan penanganan yang optimal, terduga pelaku yang berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) telah dipindahkan ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Pemindahan ini dilakukan untuk memberikan perawatan medis dan psikis yang lebih komprehensif. "Di RS Polri kami sudah membentuk tim terpadu. Pemindahan juga untuk mencegah infeksi dan memudahkan proses penyidikan, mengingat kondisi pelaku sudah mulai membaik dan sadar," jelas Budi Hermanto.


Halaman:

Komentar