Istri korban yang panik berusaha melerai dan menghentikan serangan. Sayangnya, upaya itu gagal. Tangannya bahkan sempat terkena hantaman palu saat mencoba melindungi suaminya. Korban, Bayu Satrio Perdana, mengalami luka parah dan dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.
Pelaku Kabur dan Berhasil Ditangkap Warga
Usai melakukan aksi kejinya, Arif Rahman Hakim langsung kabur meninggalkan TKP. Namun, aksinya tidak berlangsung lama. Warga sekitar yang mengetahui insiden tersebut segera melakukan pengejaran. Pelaku akhirnya berhasil ditangkap oleh warga dan diserahkan kepada Polsek Pasar Minggu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Motif Sebenarnya: Dendam Lama yang Dipendam
Polisi mengungkapkan bahwa motif di balik pembunuhan ini bukan semata-mata disebabkan oleh teguran soal rokok. Kapolsek Pasar Minggu menjelaskan bahwa pelaku telah lama menyimpan dendam terhadap korban. "Bahwa dirinya sering dimarahi oleh kakak iparnya atau korban, lanjut pelaku sudah memendam lama emosi dengan korban," ujar Kompol Anggiat Sinambela.
Dendam yang dipendam bertahun-tahun itu akhirnya meledak pada malam nahas tersebut. Teguran sederhana tentang kebiasaan merokok menjadi percikan akhir yang memicu amuk mematikan dari Arif.
Jenazah Bayu Satrio Perdana kemudian dibawa ke RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, untuk dilakukan pemeriksaan visum. Kasus ini menjadi pengingat pilu akan bahayanya konflik keluarga yang dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian, yang berpotensi berakhir pada tragedi yang tak terelakkan.
Artikel Terkait
15 Warga China Ditangkap Usai Serang Prajurit TNI di Kalimantan Barat
Dedi Mulyadi Kagum, Janjikan Anggaran untuk Bangkitkan Kembali Gunung Padang
TNI Mundur Taktis Usai Diserang WNA China di Ketapang
Imigrasi Ketapang Periksa 15 WN China Usai Penyerangan di Tambang Emas