"Mereka sudah punya bekal memberi biaya hidup untuk keluarganya, karena selama bekerja mereka sudah tidak lagi mendapat penghasilan," kata Dedi.
Namun begitu, tugas belum selesai. Perhatian Dedi kini beralih ke kelompok lain yang masih terisolasi di daerah yang lebih terpencil, seperti di Aceh Tengah dan Aceh Utara. Sekitar 25 orang lagi masih terjebak di wilayah Takengon yang akses jalannya sangat sulit, bahkan tak bisa dilalui kendaraan biasa.
"Jadi daerahnya belum bisa ditembus dengan kendaraan dan kemudian mereka masih mengandalkan makan, karena disitu masih ada penggilingan padi dan mereka tinggal di tukang warung," katanya menggambarkan kondisi darurat di lapangan.
Untuk menjangkau mereka, satu-satunya cara adalah lewat udara. "Nah, hari ini saya mencoba untuk berkomunikasi mudah-mudahan hari ini atau besok kita bisa menggunakan Heli untuk menyelamatkan warga Jabar itu," tegas Dedi.
Warga yang terisolasi ini diduga berasal dari Purwakarta, Subang, dan Cianjur. Tapi bagi Dedi, asal daerah bukan persoalan. "Berdasarkan informasi mereka itu adalah warga Purwakarta, warga Subang, warga Cianjur... tetapi warga manapun itu akan kami selamatkan," janjinya.
Komitmennya tak main-main. Ia bertekad menemui mereka langsung. "Jadi kami akan mencoba untuk berkunjung ke daerah itu mencari cara untuk bisa bertemu dengan warga Jabar dan membawanya kembali pulang. Saya ucapkan terima kasih mohon doanya."
Kadiskominfo Jabar, Mas Adi Komar, melengkapi informasi. Menurutnya, perjalanan Gubernur hari itu dimulai dari Banda Aceh ke Lhokseumawe via udara, lalu dilanjutkan secara darat menuju Aceh Utara dan Aceh Tengah. Perjalanan yang melelahkan, tapi tampaknya harus ditempuh.
Artikel Terkait
Anggota TNI Dikeroyok WNA China di Tambang Emas, Anggota DPRD Kalbar: Ini Soal Kedaulatan!
Aksi Brutal WNA China di Tambang Kalbar, TNI Diserang dan Kendaraan Dirusak
GAM Desak PBB dan Uni Eropa Soroti Hambatan Bantuan Banjir Aceh
Bentrokan Berdarah di Tambang Emas Ketapang, WNA Serang Personel TNI