Buat Timnas Indonesia, paket pertandingan lintas konfederasi ini jadi sarana langsung untuk mempelajari beragam filosofi permainan. Dari kekuatan fisik dan duel udara tim-tim Afrika, disiplin taktis wakil Eropa, kreativitas khas Amerika Selatan, hingga tempo tinggi dari kawasan CONCACAF. Pengalaman semacam ini selama ini sulit didapat kalau cuma ngandalkan jadwal FIFA Matchday melawan sesama negara Asia.
Di sisi lain, posisi Indonesia dalam format global FIFA Series 2026 cukup menarik. Indonesia tercatat sebagai salah satu dari delapan negara yang jadi lokasi penyelenggaraan. Tujuh negara lain yang terlibat adalah Australia, Azerbaijan, Kazakhstan, Mauritius, Puerto Rico, Rwanda, dan Uzbekistan.
Keterlibatan Indonesia dalam kelompok ini menempatkan Garuda dalam ekosistem pertandingan resmi yang menghubungkan berbagai konfederasi. Polanya mirip dengan edisi perdana FIFA Series tahun 2024, ketika FIFA menunjuk lima negara sebagai tuan rumah – Aljazair, Azerbaijan, Mesir, Arab Saudi, dan Sri Lanka.
Waktu itu, contohnya, Aljazair (CAF) menjamu Bolivia (CONMEBOL), Andorra (UEFA), dan Afrika Selatan (CAF) dalam satu klaster pertandingan. Pola serupa akan diterapkan lagi, dengan komposisi negara yang menjamin duel lintas benua yang kompetitif di setiap lokasi.
Dengan struktur seperti ini, Timnas Indonesia bukan cuma dapat lawan uji coba yang beragam, tapi juga ritme pertandingan internasional yang lebih terencana. Kombinasi pengalaman teknis, taktis, dan mental di FIFA Series 2026 diharapkan jadi bekal penting untuk perjalanan jangka panjang Garuda – baik di level regional maupun global.
Artikel Terkait
Dua Emas Sudah Di Kantong, Indonesia Borong Final Australia Open
Duel Sengkarut Merah Putih Warnai Final Australian Open
Kapadze Buka Suara: Mental Juang Lebih Penting daripada Asal Pemain
Chelsea Amankan Posisi Kedua Usai Tundukkan Burnley di Turf Moor