"Guru perlu hadir sebagai teman dan figur yang dapat memahami masalah serta mengarahkan siswa ke hal-hal positif. Hubungan emosional yang kuat antara guru dan murid dapat meminimalisir potensi kejadian yang tidak diinginkan," lanjutnya.
Desakan untuk Evaluasi Menyeluruh oleh Dinas Pendidikan
Lebih lanjut, Kenneth mendesak Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk segera melakukan evaluasi komprehensif terhadap sistem pembinaan di sekolah. Ia mendorong penerapan kurikulum pembinaan karakter yang lebih kuat, terukur, dan sesuai dengan tantangan zaman sekarang.
"Dinas Pendidikan harus turun tangan langsung dan membuat kurikulum karakter yang menanamkan nilai moral, empati sosial, serta tanggung jawab. Ini harus menjadi inti dari proses pendidikan, bukan sekadar kegiatan tambahan," ujarnya.
Refleksi Bersama untuk Pendidikan yang Lebih Baik
Kenneth menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa pembentukan karakter siswa adalah tanggung jawab kolektif antara sekolah, orang tua, dan pemerintah daerah. Ia mengajak semua pihak untuk menjadikan momen ini sebagai titik tolak refleksi dan perbaikan sistem pendidikan agar lebih manusiawi dan berorientasi pada pembinaan akhlak mulia.
"Kita semua harus memastikan setiap anak tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dan unggul dalam karakter," tutupnya.
Artikel Terkait
Agus Jabo Priyono Serukan Kembali ke Jati Diri Bangsa & Tolak Serakahnomic
Bahan Peledak SMAN 72 Kelapa Gading: Potassium Chloride, Paku, dan Baterai Ditemukan
Ledakan Bom di Masjid SMAN 72 Kelapa Gading: Polisi Temukan Dua Kawah dan Barang Bukti
WNI Febry Iswanto Hadapi Sidang Penyelundupan Manusia di Singapura, Terancam 2 Tahun Penjara