Puncak Musim Hujan 2025-2026: BMKG Imbau Waspada Banjir & Longsor

- Senin, 03 November 2025 | 08:05 WIB
Puncak Musim Hujan 2025-2026: BMKG Imbau Waspada Banjir & Longsor

Puncak Musim Hujan Tiba, BMKG Imbau Masyarakat Waspada Bencana Hidrometeorologi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan memasuki puncak musim hujan. Kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat, angin kencang, banjir, tanah longsor, dan pohon tumbang harus ditingkatkan di berbagai daerah.

43,8% Wilayah Indonesia Sudah Masuk Musim Hujan

Berdasarkan laporan resmi BMKG, sebanyak 43,8 persen wilayah Indonesia atau setara dengan 306 Zona Musim (ZOM) telah memasuki periode musim hujan. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebutkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat telah melanda sejumlah wilayah seperti Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

"Kondisi atmosfer saat ini sangat labil dengan kandungan uap air tinggi akibat aktifnya monsun Asia dan suhu muka laut yang hangat. Ini adalah sinyal kuat bagi semua pihak untuk meningkatkan kesiapsiagaan," jelas Dwikorita.

Puncak Musim Hujan Diprediksi November 2025 hingga Februari 2026

BMKG memprakirakan bahwa puncak musim hujan akan terjadi secara bertahap dari November 2025 hingga Februari 2026. Puncak utama diperkirakan terjadi pada Desember 2025 dan Januari 2026, dengan curah hujan tinggi yang berpotensi terjadi terutama di wilayah Indonesia bagian barat.

Selain itu, periode aktif siklon tropis di selatan Indonesia juga dimulai, meningkatkan potensi terbentuknya sistem tekanan rendah di Samudra Hindia. Fenomena ini dapat memicu hujan sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, khususnya di pesisir Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Waspadai Peningkatan Risiko Bencana Hidrometeorologi

BMKG juga mencatat bahwa beberapa fenomena atmosfer skala global seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin sedang aktif. Kondisi ini, ditambah dengan anomali suhu laut yang hangat, meningkatkan suplai uap air dan pembentukan awan hujan, sehingga risiko bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang perlu diwaspadai.

Tips Siaga Bencana Menghadapi Cuaca Ekstrem Musim Hujan


Halaman:

Komentar