Di Vasa Hotel Surabaya, Minggu lalu, suasana workshop terasa cukup hangat. Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, secara resmi membuka acara evaluasi nasional untuk Program TEKAD. Workshop ini jadi momen penting untuk mengecek napas program jangka panjang yang digagas sejak 2020 itu.
Yandri punya target yang jelas. Ia ingin ekonomi Indonesia Timur melesat, sehingga jarak kesenjangan dengan wilayah lain bisa menyempit. Caranya? Salah satunya lewat Program Teknologi Kampung Terpadu atau TEKAD, yang akan berjalan hingga akhir 2026 nanti.
"Kita menargetkan dari Program TEKAD ini ada peningkatan ekonomi baik skalanya rumah tangga atau perusahaan seperti BUMDesa,"
Ucap Yandri dalam keterangannya, Senin (22/12/2025).
Nah, salah satu yang sedang dipacu dalam waktu dekat adalah produksi Kopi Bajawa asal Ngada, NTT. Ekspornya rencananya bakal digenjot. Dari yang sebelumnya 5 ton, ditargetkan bisa melonjak jadi 10 ton untuk merambah pasar internasional. Itu angka yang cukup signifikan.
Namun begitu, pendekatannya tidak seragam. Menurut Yandri, kunci utamanya justru terletak pada keunikan setiap daerah.
"Inti pokoknya kita tidak menyeragamkan semua desa satu produk enggak. Tapi kita utamakan sesuai potensi desa itu menjadi keunggulan mereka,"
Artikel Terkait
Hakim PTA Kupang Dipecat Usai Tipu Belasan Orang dengan Janji Palsu CPNS
Pekanbaru Tanamkan Cinta Lingkungan Lewat Pendidikan Sekolah
Enam Pria Indonesia Ditangkap di Perairan Singapura Usai Masuk Ilegal
Catat Tarif Tol Terbaru Sebelum Meluncur Liburan