Mereka, tanpa konfirmasi lebih detail, langsung menghubungi keluarga Samuji. Bahkan, kabar duka itu langsung disiarkan lewat pengeras suara masjid, memicu kerumunan warga yang semakin banyak. Istri Samuji yang mendengar kabar burung itu pun langsung berlari ke sawah. Tapi karena shock dan sedih, ia tak sanggup memastikan wajah jenazah yang ditemukan.
“Warga di TKP saya minta periksa lagi, tapi nggak ada yang berani. Bahkan istri Samuji datang ke sawah juga nggak ngecek itu suami atau bukan karena terus nangis,” imbuh Arif.
Alhasil, jenazah yang diyakini sebagai Samuji itu pun dibawa ke rumah duka. Prosesi duka pun sudah mulai berlangsung. Semua terjadi begitu cepat.
Tak lama setelah Samuji muncul dan membuyarkan semua anggapan, datanglah keluarga yang sebenarnya. Jenazah itu ternyata adalah Pardi, warga dari desa tetangga. Keluarganya datang untuk menjemput.
“Pak Samuji tiba di rumahnya, jenazah Pak Pardi masih di dalam rumah. Tapi nggak lama keluarga Pak Pardi datang untuk mengambilnya,” tutur Arif.
Polisi menyimpulkan kekeliruan ini terjadi karena kemiripan wajah dan usia yang tak jauh beda antara almarhum Pardi dan Samuji. Di tengah emosi dan kepanikan, identitas pun tertukar. Sebuah kesalahan yang memicu drama pilu sekaligus mengharukan di sebuah siang di Tuban.
Artikel Terkait
KLH Turun Tangan, Tangsel Diberi Tenggat 180 Hari untuk Atasi Darurat Sampah
Bus PO Cahaya Trans Terguling di Tol Krapyak, 16 Penumpang Tewas
Pasar Kramat Jati Bangkit, Kios Darurat Mulai Beroperasi
Pengacara Bantah Kliennya Hadiri Pertemuan dengan Google, Sebut Sedang Wawancara di London