Suara dari pengeras masjid itu menggema di udara siang Desa Jambean Wangi, Tuban. Nama yang disebut membuat Samuji (65), yang sedang asyik mencari rumput di sawah, langsung membeku. "Samuji... meninggal dunia." Kalimat itu diulang. Panik, lelaki itu langsung melemparkan sabitnya dan bergegas pulang, debu terbang di belakang langkahnya yang tergopoh-gopoh.
Yang ia temui di rumah sungguh di luar dugaan. Halaman sudah dipenuhi tetangga yang berwajah pilu, bersiap untuk takziah. Lebih mengejutkan lagi, di tengah rumah terbaring sebuah jenazah yang sudah dikafani, siap dimakamkan. Semua orang percaya itu adalah dirinya. Samuji yang masih hidup dan sehat itu pun hanya bisa tertegun, mencoba memproses kekacauan yang terjadi.
“Saya dengar namanya disebut dari masjid, ya langsung lari pulang,” ujar Samuji, masih terbata-bata.
Kehadirannya yang tiba-tiba tentu saja membuat suasana jadi geger. Duka yang sempat menyelimuti seketika berubah jadi keheranan campur lega. Tapi, pertanyaan besar langsung mengemuka: kalau bukan Samuji, lalu jenazah siapa yang sudah dibawa ke rumahnya ini?
Menurut Kapolsek Jatirogo, Iptu Arif Nugroho, kekeliruan ini berawal dari penemuan mayat di sebuah sawah hari itu. Saat polisi tiba, situasi di lokasi sudah ramai dan simpang siur.
“Kami datang di TKP ternyata sudah banyak warga. Ada sedikit perdebatan,” cerita Arif.
“Sebagian warga bersikukuh itu warga sini, Samuji namanya. Tapi sebagian lagi bilang bukan. Sayangnya, yang meyakini itu Samuji lebih cepat bertindak.”
Artikel Terkait
Lima Ribu Personel Siaga Amankan Arus Mudik 477 Ribu Kendaraan di Jakarta
KPK Limpahkan Dakwaan Empat Tersangka Baru Kasus Fee Proyek di OKU
Kapolda Metro Pantau Langsung Arus Mudik Nataru dari Gerbang Cikunir
Mendes Pacu Ekspor Kopi Bajawa, Targetkan Ekonomi Timur Melejit