Dari rudal, drone, hingga sistem artileri semuanya ditujukan untuk memperkuat pertahanan pulau tersebut. Di tengah tekanan militer China yang kian menjadi, langkah ini dinilai sebagai upaya signifikan Washington dalam beberapa tahun terakhir.
Rinciannya cukup mencengangkan. Paket itu termasuk sistem roket artileri HIMARS senilai 4,05 miliar dolar AS dan howitzer swagerak sekitar 4 miliar dolar AS. Meski nilai akhir bisa berubah tergantung anggaran, transaksi ini tetap saja salah satu yang terbesar dalam sejarah kerja sama pertahanan AS-Taiwan.
Namun begitu, kesepakatan ini masih harus melewati persetujuan Kongres AS. Itu prosedur standar.
Ini menjadi penjualan senjata kedua ke Taiwan sejak Donald Trump kembali menduduki kursi kepresidenan awal tahun lalu. Sebelumnya, pada November, ada penjualan komponen senilai 330 juta dolar AS.
Pihak Taiwan menyambut baik keputusan Washington.
"Ini adalah penjualan senjata kedua ke Taiwan yang diumumkan selama masa jabatan kedua pemerintahan Trump, sekali lagi menunjukkan komitmen kuat AS terhadap keamanan Taiwan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Taiwan.
Jelas, langkah AS ini berisiko memperuncing hubungan dengan Beijing yang sudah sedemikian rapuh. Dua raksasa itu seperti terus menguji batas, dengan Taiwan di tengahnya.
Artikel Terkait
Filsafat Kembali Menyapa: Jeda di Tengah Deru Zaman yang Tak Pasti
Pelepasan 1.035 Pekerja Migran Jadi Kick Off Program Quick Win Prabowo
KPK Amankan Kajari dan Uang Ratusan Juta dalam OTT di Kalsel
Trump Percepat Misi Bulan, Mars Ditunda demi Ambisi 2028