Desakannya jelas: datangkan alat berat, keruk sungai-sungai itu, lakukan normalisasi. Semua harus cepat, sebelum nyawa lagi yang terancam.
Langkah cepatnya diapresiasi Harmen. “Kami berterima kasih atas respons ini. Kehadiran dan tindakan konkret seperti inilah yang sangat dibutuhkan,” katanya. Di sisi lain, bantuan fisik juga disalurkan. Ada 2.000 paket sembako dan lima unit genset 6.000 watt untuk membantu penerangan warga. Bantuan serupa juga disampaikan Ade Rezki, yang turut menyampaikan duka citanya pada keluarga korban.
Dalam dialog dengan warga, Andre berusaha menenangkan. Bantuan ini, katanya, adalah bentuk empati dan kehadiran negara di tengah musibah. Ia juga menyampaikan salam dari Presiden Prabowo Subianto. Meski belum sempat datang, harapannya kunjungan bisa dilakukan saat waktu sudah memungkinkan.
Soal pemulihan jangka panjang, Andre sedikit memberi angin segar. Melalui Kementerian PUPR dan APBN, pemerintah pusat sudah mengalokasikan dana untuk perbaikan infrastruktur di Sumbar, termasuk untuk Maninjau. Anggaran itu nantinya bisa dipakai membenahi jalan, jembatan, rumah ibadah, hingga jaringan irigasi yang rusak. Targetnya, pekerjaan dimulai tahun depan.
Tapi prioritas utama tetap satu: menuntaskan pengerukan material galodo. Andre kembali menegaskan, pemerintah daerah dan Balai Sungai harus kerja maksimal. Alat berat harus beroperasi sampai tuntas. “Ini demi keselamatan warga dan pemulihan kehidupan di Maninjau,” pungkasnya. Suaranya tegas, mencoba menepis kabut yang masih menggantung di atas danau.
Artikel Terkait
Pramono Anung Pasang Tugas Berat untuk KPID DKI di Era Banjir Informasi
Korsleting Picu Kobaran Api di Depok, Kantor Rental dan Empat Mobil Hangus
Kebakaran Dini Hari Hanguskan Kantor Rental dan Toko Oli di Depok, Kerugian Capai Rp 1,5 Miliar
Guru Surabaya Gugat UU Sisdiknas, Desak Pendidikan Lingkungan Jadi Mata Pelajaran Wajib