Nurul juga menyempatkan menyampaikan aspirasi spesifik kepada Mendagri Tito. Ia mendorong rencana penghapusan biaya pengurusan dokumen penting bagi korban bencana.
Harapan serupa diungkapkan Laila Hayati, warga Tanjung Pura lainnya. Menurutnya, kedatangan rombongan presiden sedikit meredakan kegelisahan warga yang masih belum bisa pulang karena rumahnya terendam. Selain perbaikan infrastruktur, Laila berharap pemulihan dokumen kependudukan bisa segera direalisasikan.
Sebelumnya, dalam berbagai koordinasi, Tito sudah mengingatkan bahwa banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar harus jadi perhatian serius. Apalagi dengan prediksi BMKG soal curah hujan tinggi dan pasang naik. Ia menekankan pentingnya solidaritas antar daerah, mengingat keterbatasan anggaran penanganan bencana di sejumlah wilayah. Bantuan dari daerah lain, ujarnya, sangat berarti.
Tito juga menyoroti kebutuhan yang sering terlewat: kebutuhan pribadi. Ia membayangkan betapa sulitnya korban yang kehilangan segala-galanya.
Kunjungan presiden kali ini juga dihadiri sejumlah pejabat tinggi, seperti Mensesneg Prasetyo Hadi, Mensos Saifullah Yusuf, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Menteri PU Dody Hanggodo, serta Gubernur Sumut Bobby Nasution. Kehadiran mereka jadi penegas bahwa penanganan bencana ini menjadi prioritas bersama.
Artikel Terkait
Kursi Beterbangan di Kolkata Saat Penampilan Singkat Messi Picu Amuk Fans
Kantuk di Setir, Truk Tangki Hantam Dump Truck di Jagorawi
Kuli Bangunan Bobol TK di Garut, Hasil Curian Buat Judi Online
Hutan Sumatera Menghilang, Bencana Banjir Hanya Puncak Gunung Es