"Chromebook juga memberikan kontrol sosial yang lebih baik."
Untuk wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), Ari menjelaskan bahwa fokusnya justru bukan pada pemberian laptop. Nadiem disebut punya program lain seperti Buku Bacaan Menyenangkan, BOS Majemuk, dan Satu Juta Guru Honorer. Program-program itu, klaimnya, berhasil menciptakan pemerataan akses pendidikan.
Soal harga, Ari menegaskan itu bukan wewenang menteri. "Yang menentukan harga kan Pejabat Pembuat Komitmen atau PPK, dalam hal ini Dirjen atau Direktur. Itu sudah diatur perpres," jelasnya.
Dia juga membandingkan, harga Chromebook lebih murah ketimbang laptop Windows. Bahkan, ia menyoroti era sebelum Nadiem. "Di masa Pak Muhadjir Effendy, tidak ada analisis kebutuhan peralatan TIK untuk sekolah yang jelas. Kajiannya dari mana, dasarnya apa, tidak jelas."
"Berbeda dengan periode Nadiem. Ada kajian terperinci yang dibuat Tim Teknis TIK, lalu direview tim khusus yang diangkat Dirjen Dikdasmen. Latar belakang dan tujuannya jelas," pungkas Ari.
Artikel Terkait
Nuh Bantah Klaim Kuorum Rapat Pleno PBNU Tak Sah
Guru Tunggal Berjuang di Sekolah Lapuk Kawasan Hutan Pandeglang
Pramono Anung Lomba-lombakan Diskon Mal, Targetkan Inflasi Jakarta Tersungkur
Gas Beracun dan Luka Bakar: Hasil Otopsi Ungkap Penyebab Kematian Korban Kebakaran Terra Drone