Di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Selasa lalu, politikus Guntur Romli akhirnya angkat bicara soal wacana koalisi permanen yang digaungkan Ketum Golkar, Bahlil Lahadalia. Guntur terlihat hati-hati menyikapinya. Bagaimanapun, posisi partainya sudah jelas.
"Kami sebenarnya tidak punya kapasitas untuk berkomentar panjang lebar soal usulan itu," ujarnya.
Guntur mengingatkan, keputusan PDIP untuk menjadi penyeimbang di luar pemerintahan adalah hasil kongres. Itu sudah final. Namun begitu, ia tak bisa menutup mata. Ada bahaya yang mengintai dari ide koalisi permanen jika benar-benar diterapkan.
"Yang mau kami ingatkan, jangan sampai niat membangun koalisi permanen malah berujung pada kekuasaan absolut," tegas Guntur.
Ia lalu mengutip pepatah lama yang masih relevan: power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely. Kekuasaan mutlak, menurutnya, punya potensi besar untuk merusak.
Wacana ini sendiri pertama kali mengemuka di puncak HUT Partai Golkar ke-61 di Istora Senayan. Di hadapan Presiden Prabowo Subianto yang hadir langsung, Bahlil dengan lantang menyampaikan gagasannya. Ia menilai pemerintahan yang kuat butuh stabilitas politik yang kokoh.
Artikel Terkait
Sjafrie Tegaskan Indonesia Tak Perlu Bantuan Asing untuk Tangani Banjir dan Longsor Sumatera
Banjir Rendam Bireuen, Dapur Umum dan Bantuan PLN Jadi Penopang Warga
Gubernur Luthfi Jadi Bapak bagi Mahasiswa Korban Bencana di Perantauan
Kobaran Api di Gedung Terra Drone Kemayoran Tewaskan Satu Jiwa