Pelaksanaan Ujian Akhir Semester di daerah yang baru saja dilanda bencana mendapat sorotan tajam dari Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. Menurutnya, situasi darurat yang dialami guru dan siswa harusnya mendapat perhatian khusus dari sekolah dan pemerintah daerah. Jangan sampai proses belajar justru mengabaikan kondisi mereka yang sedang berjuang.
“Kalau sekolah memaksakan UAS di daerah terdampak bencana, sementara guru dan siswanya masih dalam situasi darurat, itu jelas menunjukkan cacat empati secara institusional,” tegas Lestari dalam keterangannya, Senin lalu.
Pernyataannya ini bukan tanpa alasan. Di beberapa wilayah, misalnya, sekolah langsung menggelar ujian begitu banjir surut. Padahal, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, sudah meminta pemerintah daerah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat untuk menyesuaikan jadwal UAS dengan kondisi pascabencana di masing-masing daerah.
Lestari melihat, sebenarnya ada ruang untuk lebih fleksibel. Pemda bisa menerapkan kebijakan belajar yang lebih menyesuaikan dengan realita di lapangan. Ia lantas mencontohkan langkah yang diambil Sekolah Sukma Bangsa di Aceh, yang memilih untuk meniadakan UAS berbasis penilaian pengetahuan semata.
Artikel Terkait
Banjir Garoga Bongkar Ratusan Gelondongan Kayu Ilegal
Hujan Tak Halangi Reserse Kalsel Bagikan 500 Paket Sembako di Hari Jadi
DPR Sahkan Revisi UU Perlindungan Saksi dan Korban, LPSK Bakal Merambah ke Daerah
Habiburokhman Ingatkan Polisi Soal Praduga Tak Bersalah dalam Kasus Bom Molotov