Hal lain yang tak kalah genting adalah antisipasi wabah penyakit di pengungsian. Pengerahan tim medis harus masif. Selain itu, dia mengajak perguruan tinggi terlibat lewat program kuliah kerja nyata untuk membantu perbaikan daerah rusak.
"Perguruan tinggi juga diajak membuat program kuliah kerja nyata mahasiswa untuk menangani problem yang secara tematik," ucap Ganjar.
Kebijakan untuk menolak bantuan luar negeri sejauh ini memang punya dasar. Menteri Luar Negeri Sugiono, Jumat (5/12) lalu, menyatakan Indonesia masih mampu menangani bencana ini secara mandiri. Bantuan dari negara sahabat belum diperlukan.
Meski begitu, Sugiono tetap menyampaikan apresiasi. Tawaran bantuan itu, katanya, mencerminkan kepedulian mereka terhadap Indonesia.
Pernyataan serupa sebelumnya juga datang dari Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi. Pada Rabu (3/12), dia menegaskan Indonesia masih sanggup dan stok pangan untuk korban masih cukup.
Banjir dan longsor yang melanda Sumatera dan Aceh sejak 25 November lalu memang memilukan. Data terbaru dari BNPB per Minggu (7/12) sore mencatat 940 orang meninggal. Korban hilang masih 276 orang, sementara yang luka-luka dilaporkan mencapai 5.000 jiwa. Angka yang sungguh memilukan.
Artikel Terkait
Inklusiland: Ribuan Penyandang Disabilitas Rayakan Keberagaman di ICE BSD
Video Bocor: Assad Mengejek Putin di Mobil, Kini Justru Berlindung di Moskow
Dua Pembalap Liar Diamankan Usai Patroli Dini Hari Bubarkan Kerumunan di Jalan Ahmad Yani
Karung Pasir Darurat, Pemerintah DKI Janjikan Perbaikan Permanen Tanggul Laut