Daniel Johan dari DPP PKB angkat bicara soal permintaan maaf Cak Imin kepada Raja Juli Antoni. Menurutnya, permintaan maaf itu menunjukkan kerendahan hati. Tapi, ada yang disayangkan. Sikap rendah hati dari Ketum PKB itu, katanya, justru dibalas dengan nada yang terkesan sombong oleh sang Menteri Kehutanan.
"Saya tidak paham pastinya, tapi kalau pun benar, itu bentuk rendah hati Cak Imin," ujar Daniel Johan kepada wartawan, Sabtu lalu.
Namun begitu, ia menambahkan, "Sayang kerendahatian Cak Imin dijawab dengan kesombongan Raja Juli."
Bagi Daniel, seharusnya Raja Juli berterima kasih. Diingatkan sebagai sahabat, itu sebuah kebaikan. Ia menekankan bahwa setiap jabatan yang diemban bukan cuma tanggung jawab ke presiden atau publik, tapi juga pertanggungjawaban yang lebih tinggi.
"Harusnya berterima kasih sudah diingatkan sebagai sahabat karena setiap amanat jabatan selain bertanggung jawab ke Presiden, tapi juga kepada publik dan kepada Tuhan Yang Maha Esa," tegasnya.
Daniel juga meluruskan. Saat itu, Cak Imin sama sekali tidak sedang memerintah siapa-siapa. Yang disampaikan sang ketum, menurut anggota Komisi IV DPR ini, murni pesan kemanusiaan. Sebuah ajakan untuk tobat ekologi yang sudah lama ia gaungkan, bahkan di internal partai.
"Cak Imin hanya menyampaikan pesan kemanusiaan, sebagai bentuk keresahan yang muncul dari hatinya," jelas Daniel.
Ia melanjutkan, ajakan itu bukan hal baru. "Ini adalah panggilan kemanusiaan sebelum kerusakan-kerusakan yang lebih parah menghantam kehidupan kita bersama."
Lalu, bagaimana sikap Cak Imin menyikapi polemik yang ramai ini? Daniel menyebut Cak Imin mengiriminya sebuah pantun via WhatsApp. Isinya sederhana, tapi punya makna.
"Jalan-jalan ke Kampung Radio Dalam, (cakep..!). Jangan lupa beli rambutan (cakep..!). Kita ini mau memperbaiki alam, bukan mencari keributan," ungkapnya menirukan pesan atasan itu.
Artikel Terkait
Bibit Siklon 93W Mengintai, Hujan Lebat Ancam Sulut dan Kalut
Bupati Aceh Selatan Diberhentikan Partai Usai Umrah Meski Izin Gubernur Ditolak
Genangan Cokelat Sisa Banjir Kiriman Bogor Mulai Dibersihkan Warga Kampung Melayu
Dari Tangerang ke Papua: Seorang Guru Menemukan Panggilan Sejati di Ujung Timur Indonesia