Di kantor PBNU, Senen, Rabu siang, Gus Yahya akhirnya buka suara soal pergantian Sekjen. Alasan utamanya sederhana: banyak urutan administrasi yang mandek. "Ini ada sekitar 80-an SK PWNU dan PCNU yang belum ditandatangani," ujarnya.
Dia menjelaskan, dokumen-dokumen itu tertahan di meja Sekjen lama, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, bahkan sudah lebih dari setahun.
"Sejak diangkat jadi Menteri Sosial, beliau sama sekali tidak pernah sempat menengok kantor," tutur Gus Yahya. Kesibukan baru Gus Ipul di kabinet dinilai membuatnya tak punya waktu lagi untuk mengurusi tugas-tugas harian sebagai Sekjen. Posisi itu, menurutnya, butuh keterlibatan penuh.
"Kalau Sekjen, ini nggak bisa dikerjakan secara remote. Harus hadir, engage setiap hari. 7 hari 24 jam seminggunya," katanya tegas.
Namun begitu, Gus Yahya tak serta merta mencopot. Ada upaya memberi kesempatan.
Artikel Terkait
Kapolri: Buruh Sejahtera, Indonesia Maju
Cemar Cesium-137 di Cikande: Warga Kembali, Pembersihan Belum Usai
Prabowo Siap Sambut Wang Huning, Diplomasi Parlemen Jadi Fokus Utama
Mayat Belum Terjamah, Akses Putus Total: Anggota DPR Soroti Lambatnya Evakuasi di Tengah Bencana Sumatera