Menurut sejumlah pihak di PBB, pemilihan tema ini langsung menyambut hasil KTT Dunia Kedua untuk Pembangunan Sosial di Doha, awal November 2025 lalu. Dalam pertemuan puncak itu, para pemimpin dunia kembali berkomitmen menciptakan dunia yang lebih adil dan setara.
Seruan untuk Menempatkan Inklusi Disabilitas di Pusat Kemajuan Sosial
Deklarasi Politik dari Doha menyiratkan pesan yang jelas: mustahil membangun kemajuan sosial tanpa melibatkan penyandang disabilitas secara penuh. Namun begitu, realita di lapangan masih jauh dari ideal.
Di berbagai belahan dunia, tantangan yang dihadapi masih serupa dan terus berulang. Misalnya, kerentanan terhadap kemiskinan yang lebih tinggi, akses terhadap pekerjaan layak yang terbatas, dan kesenjangan perlindungan sosial terutama bagi pekerja sektor informal.
Belum lagi soal hambatan terhadap otonomi diri dalam sistem perawatan, serta ketimpangan akses terhadap teknologi bantu dan lingkungan yang ramah.
Acara peringatan utama rencananya akan digelar virtual, pada 3 Desember pukul 10.00-11.30 waktu New York (EST). Pertemuan yang berbasis di Markas Besar PBB ini akan dihadiri oleh perwakilan negara, petinggi PBB, para advokat, dan tentu saja, anak muda.
Semua agenda ini di koordinir oleh Program PBB tentang Disabilitas, yang berada di bawah naungan Divisi Pembangunan Sosial Inklusif. Misi mereka jelas: mendorong pemenuhan hak dan kemajuan para penyandang disabilitas di segala bidang.
Artikel Terkait
Ridwan Kamil Diperiksa KPK, Mobil Mercy BJ Habibie Jadi Sorotan
Kemenkes Soroti Krisis Kesehatan di Pengungsian Korban Banjir Sumatera
Gugatan Praperadilan Paulus Tannos Ditolak, Upaya Hukum Lagi Gagal
Korban Tewas Banjir-Longsor Sumatra Tembus 753 Jiwa, Ratusan Masih Hilang