Sebelum berangkat, Kapolres memberikan pengarahan singkat dan dukungan moral. Doa bersama pun dipanjatkan, mengiringi pelepasan tim yang penuh khidmat.
Di sisi lain, langkah ini ternyata sejalan dengan arahan Kapolda Riau, Irjen Pol Herry Heryawan. Beliau menegaskan bahwa semangat kemanusiaan harus mengatasi sekat-sekat birokrasi.
“Riau dan Sumbar adalah tetangga. Ketika saudara kita terkena musibah, kita bergerak. Kemanusiaan ini tidak mengenal yurisdiksi,”
tegas Herry.
Nada tegasnya menyiratkan sebuah prinsip: bencana alam adalah urusan bersama. Solidaritas, dalam situasi seperti ini, adalah bahasa universal yang lebih kuat dari sekadar aturan wilayah. Gerakan dari Polres Kampar ini menjadi bukti nyata bahwa bantuan bisa datang dari mana saja, kapan saja, ketika niat untuk menolong begitu kuat.
Artikel Terkait
Habib Rizieq Serukan Revolusi Akhlak di Reuni 212, Soroti Ancaman Mafia hingga Presiden
Bayar Belum, Pak? Percakapan Terakhir Tukang Ojek Korban Pemenggalan di Mimika
Bencana Sumatera: 744 Jiwa Melayang, 3,3 Juta Jiwa Terhempas
Buronan Narkoba Rp 5 Triliun Tiba di Tanah Air, Tangan Terikat dan Menunduk Sepanjang Perjalanan