Kasusnya memang kompleks. Netanyahu dan istrinya, Sara, dituduh menerima barang-barang mewah mulai dari cerutu, perhiasan, sampai sampanye mahal dengan total nilai mencapai lebih dari 260 ribu dolar AS. Pemberinya adalah sejumlah miliarder, yang konon mendapat imbalan berupa bantuan politik.
Di dua kasus terpisah, Netanyahu juga dituduh berusaha mengatur liputan media agar lebih menguntungkan dirinya.
Namun begitu, di balik semua kompleksitas hukum itu, Netanyahu melihat dampak sosial yang lebih besar. Kasus-kasus ini telah menyulut perpecahan tajam di masyarakat Israel, memisahkan mereka yang pro dan kontra dengan sangat jelas. Itulah alasan yang dia kemukakan: permohonan grasi ini dimaksudkan untuk meredakan ketegangan dan membuka jalan rekonsiliasi yang menurutnya sangat dibutuhkan negara.
“Untuk menurunkan api dan mendorong rekonsiliasi luas,” begitu kira-kira alasannya.
Artikel Terkait
Gudang Pabrik Makanan di Pati Ludes Dilahap Api, Warga Sempat Panik
Subulussalam Terluka Parah: Kerugian Mencapai Rp 52,9 Miliar Pasca Banjir dan Longsor
Bahan Bakar Habis, Rumah Sakit di Bener Meriah Terancam Lumpuh
Delapan Hari Sebelum Bencana, BMKG Sudah Beri Sinyal Bahaya