Menteri Agus pun mengecek langsung ketersediaannya. "Kuenya ada cukup? Kue, kopi?" tanyanya pada seorang pengunjung, yang hanya membalas dengan anggukan.
Namun begitu, pikirannya melangkah lebih jauh. Ia mengingatkan agar lounge ini bisa menjalin kerja sama dengan lembaga permasyarakatan setempat. Beberapa lapas diketahui punya program pembinaan membuat roti atau kue bagi warga binannya.
"Di rutan kita ada produksi kue. Kerja sama dengan permasyarakatan ya," ujar Agus.
Dengan begitu, snack yang disajikan tak cuma memuaskan pengunjung, tapi juga memberi dampak ekonomi riil bagi lapas dan narapidana yang sedang membangun kembali hidupnya.
Rupanya, ide itu sudah mulai diwujudkan. Di sudut Immigration Lounge, sebuah etalase kecil memajang berbagai kerajinan tangan. Itu adalah hasil karya narapidana dari lapas sekitar, menunggu untuk ditemukan dan dibeli oleh pengunjung yang datang.
Artikel Terkait
Ibas Pacitan: Dari Jalan Rusak hingga Atap Bocor, Ini Prioritas Pembangunannya
Tito Tegaskan Penanganan Bencana Sumatera Sudah Setara Skala Nasional
Deru Alat Berat dan Semangat Gotong Royong Wujudkan Harapan di Agam Pascabanjir
Logistik Menipis, 21 Ribu Pengungsi Aceh Singkil Terancam Kelaparan