Dalam sebuah acara baru-baru ini, Presiden Prabowo Subianto menyoroti sebuah fenomena yang cukup menggelisahkan di dunia pendidikan: sikap siswa yang terkesan kurang ajar, bahkan berani melawan ketika ditegur oleh gurunya sendiri. Pernyataan ini langsung mendapat respons dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Menurut mereka, ucapan Presiden sebaiknya dipandang sebagai pengingat penting bagi orang tua. Ya, pengingat akan kewajiban mereka dalam mendidik anak.
Komisioner KPAI, Aris Adi Leksono, memberikan penjelasannya kepada wartawan pada hari Senin. Ia melihat pernyataan Presiden bukan sebagai sesuatu yang kontroversial, melainkan sebuah ajakan untuk membangun kesadaran.
"Saya kira pernyataan Presiden itu dimaksudkan untuk bagaimana menggugah orang tua agar sadar akan kewajibannya dalam konteks mendidik dan mengasuh anak-anaknya, agar anak-anak juga memahami terkait kewajibannya," ujar Aris.
Lebih lanjut, Aris mengingatkan bahwa anak pun punya kewajiban yang telah diatur. Kewajiban itu bukan hanya sekadar aturan tertulis, tetapi juga nilai-nilai yang perlu ditanamkan.
"Salah satu kewajiban anak diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Anak dan Undang-Undang Sisdiknas adalah menghormati orang tua, wali dan guru, taat kepada aturan dan juga mengaktualisasikan diri dengan akhlak mulia, taat menghormati norma-norma sosial, norma agama," jelasnya.
Namun begitu, Aris berharap semua pihak bisa menyikapi hal ini dengan kepala dingin. Ia mengimbau para guru untuk tetap tegas dalam mendidik, tetapi tanpa harus menggunakan kekerasan.
"Tentu ini kemudian harus dimaknai dengan bijak untuk mengingatkan kepada orang tua akan kewajibannya, dan juga kepada guru-guru, tentu juga harus kemudian bijak menyikapi pernyataan ini dalam konteks mendidik anak tidak selalu dengan kekerasan dan tidak dibenarkan dengan kekerasan," tegas dia.
Artikel Terkait
Jakarta Dikepung Macet Parah, Kecelakaan di JORR dan Japek Perparah Arus Lalin
Korban Tewas Banjir Longsor Sumatera Tembus 442 Jiwa, Ratusan Masih Hilang
Rano Karno Angkat Bicara Soal Klaim PBB yang Sebut Jakarta Kota Terpadat Dunia
Korban Tewas Banjir Bandang Sumatera Tembus 442 Jiwa, Ratusan Masih Hilang