Dampak Ledakan SMAN 72: Sejumlah Siswa Mengajukan Pindah Sekolah Akibat Trauma
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah siswa SMAN 72 Jakarta Utara yang mengajukan permohonan pindah sekolah. Permintaan pindah ini muncul sebagai dampak dari insiden ledakan yang terjadi di sekolah tersebut beberapa waktu lalu. Pramono Anung menjelaskan bahwa para siswa tersebut mengalami trauma pasca kejadian.
Hal ini disampaikan oleh Pramono Anung usai meresmikan renovasi Gereja HKI di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada hari Minggu. Ia menyatakan bahwa kepala sekolah telah melaporkan adanya beberapa siswa yang mengalami trauma dan meminta untuk dipindahkan, yang tentunya menimbulkan persoalan baru yang perlu ditangani.
Gubernur telah melakukan pertemuan langsung dengan Kepala SMAN 72 Jakarta Utara untuk membahas langkah selanjutnya. Rencananya, pihak sekolah akan segera mengundang orang tua murid untuk mengadakan diskusi. Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memutuskan apakah kegiatan belajar mengajar pada pekan depan akan dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) atau luring (luar jaringan).
Pramono Anung menekankan pentingnya tidak memaksakan keadaan. Ia telah menyampaikan pesan kepada kepala sekolah agar tidak memaksakan kegiatan belajar kembali normal jika kondisi para siswa dan pihak sekolah dinilai belum siap. Namun, jika semua pihak sudah merasa siap, maka pembelajaran tatap muka dapat segera dilaksanakan.
Ia juga mengungkapkan bahwa dampak dari insiden ledakan ini ternyata lebih besar dari perkiraan awal. Banyaknya permintaan pindah sekolah dari para siswa menjadi perhatian serius. Pramono Anung telah meminta dinas pendidikan terkait dan pihak sekolah untuk segera merumuskan solusi terbaik guna mencegah dampak jangka panjang dari peristiwa ini.
Artikel Terkait
Modus Polisi Palsu: Pasangan Suami Istri Curi Mobil di Jakarta Timur
Kasus Bullying Tangerang Selatan: Polres Tangsel Usut Tuntas Meninggalnya Pelajar MH (13)
Taman Margasatwa Ragunan Bantah Isu Harimau Kurus, Ini Faktanya
Kronologi Tewasnya Dede Rusmana Ditikam Adik Ipar di Sumedang, Pisau Masih Menancap