"Kalau saya tidak punya kepentingan, ya kenapa? Sudah. Ini seperti calon, perasaan saya memilih siapa, ya ini. Ini tidak memilih, persis seperti suasana pilkada. Kan menggunakan perasaan," ujarnya.
Menurut Benowo, acara jumenengan PB XIV Purbaya ini bukan sekadar ritual. Acara ini dimaknai sebagai bentuk syukuran dan sekaligus untuk mengukuhkan posisi PB XIV Purbaya sebagai penerus tahta Keraton Solo yang sah.
"Ini mengadakan apa, kalau orang Jawa bilang, ya syukuran. Kebetulan acara ini berbarengan dengan menahbiskan dan menguatkan lagi posisi beliau, keponakan saya, yang jumeneng untuk menggantikan ayahandanya, yaitu Paku Buwono XIII," pungkas KGPH Benowo.
Keterangan ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dinamika internal keluarga keraton dalam menyambut kepemimpinan raja baru. Kehadiran kedua paman tersebut menjadi simbol dukungan keluarga inti bagi PB XIV Purbaya meski diwarnai dengan absennya sejumlah kerabat dekat.
Artikel Terkait
Jakarta Parade 2025 di Ancol: Jadwal, Lokasi & Artis yang Tayang
Bank Jateng Borobudur Marathon 2025: Dongkrak Perekonomian Jateng, Targetkan Capai Rp73,9 Miliar
KMP Dalom 1 Resmi Beroperasi: Tingkatkan Konektivitas & Ekonomi di Lintas Bakauheni-Merak
Stasiun KRL JIS Segera Beroperasi, Solusi Atasi Kemacetan di Jakarta International Stadium