Moralitas Politik Prabowo: Analisis dan Kritik Terkini
Penulis: Buni Yani
Bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur pada awal Januari 2020 menjadi titik awal pengamatan perkembangan politik nasional. Tidak berselang lama, terjadi peristiwa politik signifikan dimana Prabowo Subianto memutuskan bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo, sosok yang sebelumnya menjadi lawan dalam kontestasi Pemilu 2019. Pengangkatan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan diikuti narasi dari pendukung setianya tentang strategi perjuangan dari dalam sistem.
Ekspektasi banyak kalangan mengira keputusan Prabowo bergabung dengan kabinet akan mengurangi praktik kriminalisasi dan penangkapan terhadap aktivis, khususnya dari kalangan masyarakat Islam. Kenyataan yang terjadi justru menunjukkan pola berbeda dimana penangkapan terhadap aktivis terus berlanjut hingga periode 2024.
Pertanyaan mendasar muncul mengenai nilai strategis bergabungnya Prabowo dengan pemerintahan jika tidak mampu menciptakan perubahan berarti dan memberikan perlindungan bagi pendukung dan simpatisannya.
Pada Pemilu 2024, Prabowo berhasil mencapai puncak kepemimpinan nasional dengan kontroversi sistem pemilihan yang dikritik banyak pihak. Meski demikian, berbagai kalangan aktivis dan mantan pendukungnya dari Pemilu 2019 berusaha bersikap legawa dan menerima realitas politik yang ada.
Artikel Terkait
Restra Lemah: Penyebab & Solusi RKAT Lembaga Zakat Tidak Optimal
Kecelakaan Pesawat C-130 Hercules di Georgia: 20 Prajurit Turki Tewas, Penyebab Diduga Kerusakan di Udara
Natalius Pigai No Komen Soal Gelar Pahlawan Soeharto, Ini Dampaknya bagi Korban HAM
Dua Guru di Luwu Utara Diberhentikan Tidak Hormat Usai Bantu Rekan Honorer