Hari Kesehatan Nasional: Mencapai Kesehatan yang Berkeadilan untuk Seluruh Rakyat Indonesia
Setiap tanggal 12 November, Indonesia memperingati Hari Kesehatan Nasional. Namun di balik seremoni tahunan, tersimpan pertanyaan mendasar: sejauh mana negara benar-benar menjamin warganya hidup sehat, bukan sekadar mengobati saat sakit?
Kesehatan masyarakat bukan hanya tanggung jawab individu, melainkan hasil dari sistem sosial, ekonomi, dan politik yang berkeadilan. Peran negara diuji dalam menciptakan masyarakat yang jarang sakit, bukan hanya menambah jumlah fasilitas kesehatan.
Pemerataan Akses Kesehatan: Dari Kota Hingga Daerah Terpencil
Prinsip akses kesehatan yang adil harus ditegaskan kembali. Di perkotaan, pemegang BPJS dapat mengakses dokter spesialis dengan relatif mudah. Sebaliknya, di daerah terpencil, masyarakat sering menempuh perjalanan jauh hanya untuk pemeriksaan dasar oleh bidan atau dokter umum.
Data Kementerian Kesehatan mencatat hampir 19.749 puskesmas terdaftar di seluruh Indonesia pada Semester I 2024. Meski infrastruktur primer cukup masif, distribusi tenaga kesehatan ahli, fasilitas spesialis, dan sistem rujukan tetap menjadi tantangan utama.
Pernyataan ini menegaskan bahwa infrastruktur saja tidak memadai tanpa didukung sumber daya manusia yang kompeten dan sistem rujukan yang berfungsi optimal.
Transformasi Sistem: Dari Pengobatan ke Pencegahan
Sistem kesehatan Indonesia masih berorientasi pada pendekatan kuratif. Padahal, beban penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung terus meningkat – kondisi yang sebenarnya dapat dicegah melalui perubahan gaya hidup, edukasi, dan lingkungan yang mendukung.
Kementerian Kesehatan menegaskan transformasi layanan kesehatan menuju paradigma preventif-promotif sebagai prioritas utama. Kampanye gizi, sanitasi, aktivitas fisik, dan kesehatan mental perlu diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya dikampanyekan setahun sekali.
Artikel Terkait
Halim Kalla Minta Penundaan Pemeriksaan Kasus Korupsi PLTU Rp1,35 Triliun
Rismon & Roy Suryo: Pejuang Integritas di Bidang IT dan Hukum
Ledakan SMAN 72 Jakarta: ABH Belajar Rakitan Bom dari Media Sosial, Polri Blokir Situs
Mendagri Tito Karnavian Terima Gelar Adat Aceh, Ini Makna & Artinya