Bung Tomo dan Pekikan Takbir: Semangat Jihad di Balik Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Bung Tomo, salah satu pahlawan nasional, pernah dijuluki sebagai teroris pada masa kolonial. Julukan ini disematkan karena keberhasilannya membangkitkan semangat jihad arek-arek Suroboyo melalui pekikan takbir yang menggema. Pekikan takbir inilah yang menjadi komando spiritual yang menggerakkan ribuan rakyat Surabaya untuk bertempur hingga titik darah penghabisan.
Gelora Jihad Arek-Arek Suroboyo
Di langit Surabaya, takbir berkumandang sebagai penguat semangat untuk mengusir penjajah. Sekitar 20.000 pejuang dari kalangan rakyat Surabaya gugur sebagai syuhada dalam pertempuran sengit tersebut. Pekikan takbir terbukti mampu membangkitkan keberanian luar biasa di hati para pejuang dan sekaligus menebarkan ketakutan di barisan musuh.
Dengan semangat takbir, arek-arek Suroboyo maju berani menyongsong maut. Mereka menyadari ketimpangan kekuatan; melawan tentara Sekutu pemenang Perang Dunia II hampir mustahil. Namun keyakinan bahwa membela tanah air adalah jihad fi sabilillah, dan mati syahid menjanjikan surga, membuat mereka tak gentar. Semangat itu terus hidup berkat pekikan "Allahu Akbar!" yang tak pernah padam.
Sejarah Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 merupakan momen heroik dalam sejarah Indonesia yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Artikel Terkait
Kisah Emas Palsu dan Tembakan Airsoft di Asrama Polisi Sukajadi
Motor Curian Berhasil Dikembalikan dalam 1,5 Jam Berkat Kejar-Kejar Warga dan Polisi
Gempa 2,3 Magnitudo Guncang Tapteng pada Dini Hari
Diam yang Berbicara: Mengapa Remaja Memilih Bungkam Saat Alami Kekerasan