"Tetapi nanti akan dilihat selanjutnya karena anak-anak mendapatkan pendampingan psikososial dulu. Itu yang terpenting," tegas Diyah.
Proses evaluasi rencananya akan dilakukan tiga hari setelah pendampingan psikososial berjalan. "Kemudian dievaluasi tiga hari kemudian, dan selanjutnya mungkin dipersiapkan untuk pembelajaran offline," tambahnya.
Kebijakan ini diambil menyusul insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara pada hari Jumat. Kejadian tersebut menyebabkan puluhan siswa mengalami luka bakar dan gangguan pendengaran.
Dalam proses olah TKP, petugas menemukan senjata mainan yang bertuliskan simbol dan nama yang diduga terkait paham Neo-Nazi dan terorisme. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan mendalam terkait motif dan asal mula bahan peledak yang digunakan dalam peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta tersebut.
Artikel Terkait
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Densus 88 Ungkap 7 Bahan Peledak, 96 Korban
Dokter Tifa Ditersangkakan, Siap Hadir Kooperatif di Polda Metro Jaya
Kecelakaan Kerja di WK Rokan Tewaskan Pekerja, Diduga Ditutupi Disnaker Riau
Prabowo Perintahkan Pembatasan Game Online, Termasuk PUBG, Pasca Ledakan SMAN 72 Jakarta