Polemik Gelar Pahlawan untuk Soeharto: Akademisi IAIN Ternate Serukan Kedewasaan Bangsa
Dr. Arwan M. Said, seorang akademisi dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ternate, memberikan pandangannya mengenai wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden kedua RI, Soeharto. Menurutnya, perdebatan tentang masa lalu memang tidak terelakkan, namun bangsa yang dewasa harus mampu melihat sejarah secara utuh.
"Bangsa yang dewasa adalah bangsa yang mampu memaafkan. Luka sejarah memang ada, tetapi tidak boleh menutup pandangan kita terhadap jasa seseorang. Soeharto punya kontribusi nyata dalam pembangunan, stabilitas, dan penguatan kedaulatan bangsa," ujar Arwan dalam siaran persnya, Sabtu (8/11).
Penolakan Gelar Pahlawan untuk Soeharto Harus Objektif
Arwan menjelaskan bahwa penolakan terhadap wacana pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto sebaiknya tidak dilihat dari kacamata emosional semata. Pertimbangan harus diberikan secara objektif terhadap pengabdian dan kontribusinya bagi Indonesia.
"Kami tidak sedang menulis ulang sejarah, tetapi sedang belajar darinya. Menghormati jasa bukan berarti melupakan kesalahan. Justru dari pengakuan itulah kedewasaan bangsa diuji," lanjutnya.
Artikel Terkait
Anggur Hijau Beracun Sianida Ditemukan di Program MBG, Komisi IV DPR Soroti Pengawasan Impor
Ledakan SMAN 72 Jakarta: Korban Tembus 96 Orang, Puluhan Masih Dirawat
10 Alasan Rachmat Gobel Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
KPK OTT Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko: Dugaan Korupsi Mutasi Jabatan dan Uang yang Disita