Prabowo Bantah Dikendalikan Jokowi: Analisis Konflik Intra-Psikis
Prabowo Subianto secara tegas membantah tudingan publik yang menyatakan dirinya dikendalikan oleh Presiden Joko Widodo. Bantahan ini muncul menyusul keputusan pemerintah untuk mengambil alih cicilan utang kereta cepat Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun selama 60 tahun ke depan.
Prabowo menyatakan, "Prabowo dikendalikan Jokowi, mana ada, tidak benar itu." Namun, banyak pengamat politik yang meyakini bahwa meskipun tidak secara langsung dikendalikan, Prabowo sedang menjalankan kompromi politik yang telah disepakati dengan Jokowi.
Kompromi Politik di Balik Bantahan Prabowo
Ketika Prabowo membela keputusan pemerintah dalam kasus Whoosh, banyak yang mempertanyakan apakah ini bentuk perlindungan terhadap Jokowi dari isu mark up dan korupsi. Dalam politik, tentu tidak ada yang gratis. Setiap tameng politik pasti dibayar dengan kompensasi politik tertentu.
Pertanyaan besarnya adalah: apa kompensasi yang diberikan Jokowi kepada Prabowo hingga bersedia menanggung beban sebesar ini?
Konflik Intra-Psikis yang Terungkap
Semakin sering Prabowo membantah dikendalikan Jokowi, semakin terlihat konflik intra-psikis yang terjadi dalam dirinya. Secara psikologis, bantahan berulang justru mengindikasikan adanya pergolakan batin dimana seseorang sadar sedang dikendalikan namun berusaha menampilkan citra kemandirian di depan publik.
Artikel Terkait
Program Makan Gratis Rp7,9 Triliun di Masa Libur, Siapa yang Untung?
Rumah Dinas Wagub Kalbar Dibuka Dua Hari untuk Rayakan Natal Bersama Warga
Lumbung Mataraman DIY Jawab Kekhawatiran Pasokan Program Makan Gratis
Satu Pendaki Merapi Ditemukan, Satu Lagi Masih Dicari