Prabowo Bantah Dikendalikan Jokowi: Analisis Konflik Intra-Psikis
Prabowo Subianto secara tegas membantah tudingan publik yang menyatakan dirinya dikendalikan oleh Presiden Joko Widodo. Bantahan ini muncul menyusul keputusan pemerintah untuk mengambil alih cicilan utang kereta cepat Whoosh senilai Rp 1,2 triliun per tahun selama 60 tahun ke depan.
Prabowo menyatakan, "Prabowo dikendalikan Jokowi, mana ada, tidak benar itu." Namun, banyak pengamat politik yang meyakini bahwa meskipun tidak secara langsung dikendalikan, Prabowo sedang menjalankan kompromi politik yang telah disepakati dengan Jokowi.
Kompromi Politik di Balik Bantahan Prabowo
Ketika Prabowo membela keputusan pemerintah dalam kasus Whoosh, banyak yang mempertanyakan apakah ini bentuk perlindungan terhadap Jokowi dari isu mark up dan korupsi. Dalam politik, tentu tidak ada yang gratis. Setiap tameng politik pasti dibayar dengan kompensasi politik tertentu.
Pertanyaan besarnya adalah: apa kompensasi yang diberikan Jokowi kepada Prabowo hingga bersedia menanggung beban sebesar ini?
Konflik Intra-Psikis yang Terungkap
Semakin sering Prabowo membantah dikendalikan Jokowi, semakin terlihat konflik intra-psikis yang terjadi dalam dirinya. Secara psikologis, bantahan berulang justru mengindikasikan adanya pergolakan batin dimana seseorang sadar sedang dikendalikan namun berusaha menampilkan citra kemandirian di depan publik.
Artikel Terkait
Danar Dwi Putra: Kisah Illustrator Digital Lestarikan Wayang Kulit
10 Orang Terkaya di Dunia November 2025, Elon Musk Tertinggi dengan $497 M
Kisah Danar Dwi Putra, Kolektor Muda yang Pelihara 85 Wayang Kuno hingga Usia 93 Tahun
Biaya APBN untuk Kereta Cepat Whoosh: Tanggung Jawab & Dampaknya