Tantangan Juru Bicara Polri di Era Digital: Cerdas Kelola Narasi dan Jaga Kepercayaan Publik
Menjadi juru bicara Polri di tengah gempuran era digital dinilai sebagai tugas yang penuh tantangan. Besarnya arus informasi dan opini di media sosial menuntut Divisi Humas Polri bekerja ekstra keras dalam membangun narasi positif dan menjaga kepercayaan masyarakat.
Banyaknya 'Noise' dan Kompleksnya Pengarahan Opini Publik
Pengamat sosial dan dosen Universitas Indonesia, Dr. Devie Rahmawati, dalam Dialog Kebangsaan memperingati HUT ke-74 Humas Polri, menyatakan bahwa terlalu banyak "noise" yang mengaburkan "voice".
Devie menyoroti data yang menunjukkan jumlah gawai di Indonesia telah mencapai 360 juta unit, melebihi jumlah penduduk. Kondisi ini, menurutnya, membuat kerja Humas Polri dalam mengarahkan opini publik menjadi semakin kompleks.
"Dengan kondisi seperti ini, Divisi Humas Polri harus mampu mengelola narasi dengan cerdas, cepat, dan berbasis data," tegas Devie.
Setiap Anggota Polri Adalah Wajah Institusi
Mantan Wakapolri Komjen Pol. (Purn) Nanan Soekarna menekankan pentingnya seluruh anggota Polri menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari komunikasi publik institusi.
Artikel Terkait
Lampu Tempel dan Pembungkaman: Ketika Reset Indonesia Dihalangi di Pasar Desa
Mensos Salurkan Bantuan Rp 433 Juta untuk Disabilitas Korban Banjir Sibolga
Mimpi Pernikahan Nyaris Runtuh Diselamatkan oleh Kebaikan Orang Tak Dikenal
Sering Kecewa pada Teman? Mungkin Harapanmu yang Terlalu Tinggi