Lebih lanjut, Menhan RI menegaskan bahwa panen ini adalah langkah strategis untuk menjadikan Lampung Utara sebagai pusat pengembangan kedelai nasional. Melalui sinergi TNI dan masyarakat, Indonesia berpeluang besar mencapai kedaulatan pangan. "Wilayah ini harus menjadi pusat swasembada kedelai untuk seluruh Indonesia. Dengan formula, pola, dan kemauan kerja keras dari TNI, maka Indonesia bisa menjadi negara bukan pengimpor kedelai lagi, tapi negara pengekspor kedelai," tegasnya.
Kedelai Garuda Merah Putih memiliki masa panen singkat, sekitar 90 hari setelah tanam. TNI Angkatan Laut telah menetapkannya sebagai komoditas utama dalam program ketahanan pangan. Tujuannya adalah meningkatkan produksi nasional, mengurangi ketergantungan impor, dan menjaga stabilitas harga. Untuk mendukung target ini, TNI AL menyiapkan strategi swasembada kedelai tiga tahun ke depan dengan penyediaan bibit unggul, penggunaan pupuk organik, pendampingan petani, dan penerapan sistem pascapanen yang efisien.
Selain kegiatan panen, TNI AL juga menyelenggarakan bakti sosial berupa pembagian sembako dan Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk 500 siswa di sekitar lokasi. Tampil juga UMKM binaan yang mengolah komoditas kedelai menjadi berbagai produk pangan. Sinergi antara TNI dan masyarakat diharapkan dapat memperkuat Indonesia sebagai negara yang mandiri, berdaulat, dan tangguh dalam menghadapi tantangan global di bidang pangan.
Artikel Terkait
Mahasiswa Terjerat Budaya Sibuk: Perlukah Kita Berhenti Mengejar Produktivitas Tanpa Henti?
Ngopi dan Gorengan Disorot, Denny Sindir Logika Deforestasi Hasan Nasbi
Video Asusila Viral Diklaim dari Pabrik Brebes, Perusahaan Bantah Tegas
UBL dan Mitra Rancang Aksi Nyata Atasi Banjir di Pesawahan