Ismail Fahmi memperingatkan bahaya lain dari fenomena ini. Situasi ini berpotensi dimanfaatkan oleh orang-orang dengan niat tidak bertanggung jawab.
"Foto bebas menjadi hal yang normal, tapi ini tidak normal di luar negeri. Bisa saja ada orang berniat jahat, pura-pura fotografer. Ada something wrong di sini," kata dia. Foto-foto yang diambil bisa disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak senonoh.
Ia menambahkan bahwa masalah ini tidak hanya terjadi di kota besar, tetapi juga di daerah kecil. Banyak orang yang merasa risih saat pergi ke Car Free Day (CFD) hingga merasa perlu memakai masker untuk menghindari perhatian yang tidak diinginkan.
Seruan untuk Aturan yang Jelas
Menanggapi fenomena ini, Ismail Fahmi menyerukan perlunya diskusi dan aturan yang melibatkan berbagai pihak. Pemerintah pusat dan daerah didorong untuk terlibat dalam menggodok regulasi khusus.
"Aspeknya luas. Perlu ada pembahasan bersama yang melibatkan organisasi fotografer, pelari, dan perwakilan masyarakat karena ini menyangkut ruang publik. Untuk level nasional, Kominfo bisa terlibat membahas implementasi AI dan etika. Semua ini perlu diharmoniskan," tutupnya.
Artikel Terkait
5 Drama Korea yang Angkat Suara Perempuan, dari Ibu Baru hingga Petualangan Berisiko
Sekop dan Solidaritas: Ruang Kelas di Sumatera Mulai Dibersihkan Usai Banjir
Itera Lampung Tinggalkan Status Rintisan, Puncaki Akreditasi Baik Sekali
Dua Polisi Dipecat Usai Aniaya Debt Collector, Semua Ajukan Banding