Padahal dari kitab kuning itulah lahir logika moral dan sosial yang menegakkan bangsa ini: logika tauhid, logika keadilan, logika kemanusiaan. Sementara dari teori Barat yang mereka sanjung lahir logika pasar: siapa kuat dia menang, siapa miskin dia salah.
Perlawanan Santri di Era Digital
Santri hari ini harus menyadari bahwa perjuangan belum selesai. Penjajahan tidak lagi berada di pelabuhan, tetapi di pasar modal. Tidak lagi di tanah jajahan, tetapi di kepala rakyat yang dijejali iklan dan wacana palsu. Inilah zaman dimana penjajahan tidak menindas tubuh, tetapi mematikan ruh.
Hari Santri bukan sekadar peringatan sejarah. Ia adalah manifesto perlawanan ideologis terhadap sistem global yang ingin menghapus Tuhan dari ruang publik, menggantikan iman dengan indeks ekonomi, mengganti dzikir dengan digitalisasi, dan mengganti ulama dengan influencer.
Panggilan untuk Santri Modern
Wahai santri, jangan pernah tunduk pada jebakan kemajuan semu. Jadilah oposisi moral bagi zaman yang kehilangan arah. Lawan setiap penjajahan pikiran yang mengajarkan bahwa hidup hanyalah urusan perut dan gengsi.
Ingatlah, kalian adalah pewaris darah suci para pejuang yang menulis kemerdekaan dengan air mata dan takbir, bukan dengan tanda tangan di atas kontrak investasi asing.
Merdeka tidak cukup hanya dengan bendera, tetapi dengan kesadaran bahwa kita tidak boleh menjadi budak dalam bentuk baru. Dan tugas itu - seperti dulu, kini, dan selamanya - berada di tangan santri.
SELAMAT HARI SANTRI
Benz Jono Hartono
Praktisi Media Massa dan Vice Director Confederation ASEAN Journalist (CAJ) PWI Pusat di Jakarta
Artikel Terkait
KPK Endus Tambang Emas Ilegal di Dekat Sirkuit Mandalika, Diduga Milik Pengusaha China!
Korban Selingkuh di Lampung Puas Lakukan Ini pada Mantan Kekasih, Hasilnya Mengejutkan!
UIKA Bogor Raih Akreditasi Unggul, Diapresiasi Langsung Pemkot & DPRD!
3 Kg Emas Sehari Dicuri! Siapa Dalang di Balik Penambang Ilegal di Sirkuit Mandalika yang Tak Bisa Bahasa Indonesia?