Mantan Menko Polhukam Mahfud MD mengungkap fakta mengejutkan terkait dugaan markup besar-besaran dalam proyek kereta cepat Whoosh. Dalam sebuah tayangan video, ia membeberkan perbandingan biaya pembangunan yang sangat timpang antara Indonesia dan China.
Mahfud MD Beberkan Dugaan Markup Proyek Kereta Cepat Whoosh
Menurut Mahfud MD, biaya pembangunan kereta cepat per kilometer di Indonesia membengkak hingga 52 juta dolar AS. Angka ini sangat kontras dengan biaya di China yang hanya berkisar 17–18 juta dolar AS per kilometer.
“Naik tiga kali lipat kan? Ini siapa yang naikkan, uangnya ke mana?” tegas Mahfud dalam videonya.
Proyek Whoosh: Dari Bunga 0,1% Jepang ke 3,4% China
Mahfud juga mengungkap sejarah pemilihan mitra proyek. Awalnya, Jepang menawarkan pembiayaan dengan bunga pinjaman sangat rendah, hanya 0,1%. Namun, pemerintah memutuskan beralih ke China dengan bunga 2% yang kemudian membengkak menjadi 3,4%.
Keputusan ini bahkan ditentang oleh Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan, yang menilai proyek ini tidak layak secara ekonomi.
“Pak Jonan bilang tidak visibel, akhirnya malah dipecat,” ujar Mahfud.
Beban Utang Kereta Cepat Whoosh dan Kerugian Negara
Yang memprihatinkan, beban utang proyek ini terus membebani negara. Setiap tahun, bunga utang kereta cepat mencapai Rp2 triliun, sementara pendapatan dari tiket maksimal hanya Rp1,5 triliun.
“Artinya, negara nombok terus. Kalau begini, rakyat yang dirugikan,” tegas Mahfud.
Peringatan Mahfud: Risiko Gagal Bayar dan Ancaman Kedaulatan
Mahfud mengingatkan bahaya gagal bayar utang proyek ini, dengan menyoroti contoh Sri Lanka yang kehilangan kendali atas pelabuhan strategisnya.
“Kalau gagal bayar, jangan-jangan China minta kompensasi wilayah, misalnya di Natuna Utara. Itu berbahaya, melanggar konstitusi kita,” kata Mahfud.
Ia mendesak agar dugaan markup ini diselidiki secara hukum, karena selisih biaya yang mencapai tiga kali lipat berpotensi masuk ranah pidana korupsi.
“Kalau betul ada markup, itu pidana. Harus diselidiki ke mana uangnya mengalir,” pungkasnya.
Di akhir, Mahfud menyoroti langkah Presiden Prabowo Subianto yang dinilainya mulai menunjukkan ketegasan dalam memberantas korupsi besar.
Sumber: disway
Artikel Terkait
Misteri Kematian Dina: Fitnah yang Menghantui Heryanto Terungkap
Surya Paloh & Sjafrie Sjamsoeddin: Pertemuan Rahasia yang Bikin Heboh!
Menteri Agama Buka Suara Soal Isu Pesantren: Benarkah Kasus Kekerasan Seksual Hanya Dibesar-besarkan?
Bocoran Strategi PSI: Bukan Cuma Jualan Nama Jokowi, Tapi Ini yang Sebenarnya!