Dina Boluarte tercatat sebagai pemimpin Peru paling tidak populer dalam sejarah modern. Peringkat persetujuannya anjlok hingga 2-4%, jauh menurun dari 21% di awal masa jabatannya. Boluarte juga menghadapi berbagai tuduhan serius, termasuk:
- Penyuapan dalam skandal "Rolexgate" yang melibatkan penerimaan jam tangan mewah dan perhiasan.
- Represi mematikan terhadap pengunjuk rasa yang menewaskan lebih dari 60 orang.
- Melanggar kewajiban konstitusional dengan meninggalkan jabatan untuk operasi plastik hidung.
- Menaikkan gaji sendiri hingga hampir 35 kali lipat upah minimum Peru.
Transisi Kepemimpinan dan Masa Depan Peru
Setelah pemakzulan, José Jerí Oré, Presiden Kongres berusia 38 tahun, dilantik sebagai presiden sementara. Dalam pernyataannya, Jerí menegaskan komitmennya untuk memerangi kejahatan: "Musuh utama ada di luar sana di jalanan: geng kriminal. Kita harus menyatakan perang terhadap kejahatan."
Pemerintahan transisi ini akan memimpin Peru hingga pemilihan umum yang dijadwalkan pada April 2026. Boluarte menjadi pemimpin keenam Peru sejak 2018 yang jatuh akibat krisis politik berkepanjangan, di mana setidaknya tujuh mantan presiden kini menghadapi tuntutan hukum terkait korupsi atau pelanggaran HAM.
Sumber: IDN Times
Artikel Terkait
Latihan Militer Prabowo: Usir Mafia Timah hingga Kirim Sinyal ke Beijing
Menteri Buka Suara: 1.800 Sertifikat Ilegal Picu Konflik di Hutan Tesso Nilo
Empat Tersangka Baru Kasus Pencurian Louvre Ditangkap, Harta Karun Napoleon Masih Hilang
Tangan Patah Akibat Amukan Pelajar di Karawang, Korban Trauma dan Tolak Sekolah