Selama ini Polri dinilai terlalu gemuk di tingkat pusat, sementara kekuatan di daerah belum optimal. Kondisi itu membuat rantai komando panjang dan pelayanan publik kurang efektif.
"Restrukturisasi diperlukan agar Polri lebih ramping di pusat namun kuat di daerah, sehingga kinerjanya lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat," kata Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat 26 September 2025.
Noor juga mendorong pengawasan internal yang dilakukan Divisi Propam diperkuat serta turut diawasi oleh lembaga eksternal independen agar prinsip akuntabilitas benar-benar berjalan dan ruang impunitas bisa ditutup rapat.
"Sebab, sistem kontrol ganda, internal dan eksternal, menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat,” kata Noor.
Selanjutnya, kata Noor, reformasi juga harus menyentuh aspek rekrutmen dan pendidikan calon anggota Polri. Menurutnya, seleksi harus bebas praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Lebih jauh, kata Noor, pendidikan tidak boleh hanya berorientasi pada penindakan represif, tetapi juga menanamkan etika, penghormatan terhadap HAM, serta pendekatan humanis.
“Polisi masa depan harus hadir dengan wajah yang bersahabat, bukan menakutkan,” kata Noor.
Sumber: rmol
Foto: Logo Polri. (Foto: Istimewa)
Artikel Terkait
Operasi Gabungan RI-Malaysia Sita 257 Tanduk Rusa Ilegal di Perbatasan Bengkayang
Tingkat Pengangguran DKI Jakarta Capai 338 Ribu Orang, Forum Buruh Desak Kadisnakertransgi Bertindak
Kasus Fidusia Neni Nuraeni: Kejari Karawang Buka Suara, Kuasa Hukum Bantah Klaim Pengakuan di BAP
Tunjangan Rp 50 Juta/Tahun! Ini Daftar 10 Pahlawan Nasional 2025 dan Manfaat untuk Ahli Waris