MURIANETWORK.COM - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono mengklaim adanya aktor yang disebutnya menjadi dalang di balik aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI.
Menurut Hendro, unjuk rasa tersebut tidak sepenuhnya murni, melainkan ada pihak yang memanfaatkannya.
Ia menyebut ada "tangan-tangan" yang bermain di balik aksi tersebut.
Meski mengaku sudah mengetahui siapa dalang yang dimaksud, Hendro menegaskan belum saatnya ia membuka identitas pihak tersebut.
Guru besar di bidang intelijen ini menambahkan, sosok yang ia maksud bukanlah seorang negarawan atau non-state actor.
Kendati demikian, pengaruhnya disebut sangat kuat hingga memengaruhi kebijakan negara tempat ia tinggal.
“Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state. Non-state tapi isinya George Soros, isinya George Tenet, isinya tadi saya sampaikan David Rockefeller, Bloomberg. Baca sendirilah, kaum kapitalis begitu. Itu yang usul,” ucap Hendro.
Ia menjelaskan, pihak asing itu menggerakkan jaringan atau kaki tangannya yang berada di Indonesia.
Bahkan, kata Hendro, para kaki tangan tersebut kemungkinan tidak menyadari bahwa mereka sedang dimanfaatkan untuk kepentingan pihak lain.
Siapa George Soros?
George Soros dikenal sebagai investor kawakan, miliarder, sekaligus filantropis asal Hungaria–Amerika Serikat.
Namanya kerap dikaitkan dengan spekulasi besar di pasar keuangan, bahkan tak jarang menjadi bahan teori konspirasi terkait krisis ekonomi di sejumlah negara.
Soros lahir di Budapest, Hungaria, pada 12 Agustus 1930 dengan nama György Schwartz. Masa kecilnya diwarnai suasana mencekam Perang Dunia II.
Berasal dari keluarga Yahudi, ia menyaksikan langsung bagaimana lebih dari 500.000 orang Yahudi Hungaria menjadi korban pembantaian Nazi pada 1944–1945.
Keluarganya berhasil selamat dengan menyembunyikan identitas asli mereka menggunakan dokumen palsu, bahkan membantu orang lain melakukan hal yang sama.
“Alih-alih menyerah pada nasib, kami melawan kekuatan jahat yang jauh lebih kuat daripada kami, namun kami menang. Kami tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga berhasil membantu orang lain,” kenang Soros, dikutip dari laman pribadinya, georgesoros.com.
George Soros dan Krisis Keuangan
Usai perang, Hungaria jatuh ke rezim komunis. Soros memutuskan meninggalkan Budapest pada 1947 menuju London.
Untuk membiayai kuliahnya di London School of Economics, ia bekerja paruh waktu sebagai kuli di stasiun kereta hingga pelayan klub malam.
Pada 1956, Soros hijrah ke Amerika Serikat. Di sana ia meniti karier di sektor keuangan hingga akhirnya pada 1970 mendirikan Soros Fund Management, yang berkembang menjadi salah satu hedge fund paling sukses di dunia. Ia juga menjadi pendiri Quantum Fund.
Artikel Terkait
Waspada! Paparan Cesium-137 di Cikande Diduga Picu Lonjakan Kanker Serviks, Payudara, dan Paru
Ammar Zoni Dipindah ke Nusakambangan, Ternyata Ini Penyebabnya!
Irfan Hakim Heboh Dapat Kado Mobil Listrik Raffi Ahmad, Harganya Bikin Melongo!
Gibran Disindir soal Ijazah Jokowi, Saut Situmorang: Fakta Ini Bikin Heboh!