“Saya mencium keterlibatan kekuatan oligarki yang ingin mengalihkan perhatian publik dari isu-isu besar seperti ketimpangan ekonomi, korupsi elite, dan dominasi kelompok ekonomi non-pribumi tertentu seperti 9 naga. Mereka ini tidak pernah disentuh oleh kelompok seperti PWI-LS,” ujar Amir.
Alih-alih mengkritisi oligarki ekonomi, lanjut Amir, PWI-LS justru memelihara narasi sektarian dan identitas sempit yang menjauhkan publik dari akar permasalahan struktural bangsa.
Amir Hamzah menyerukan agar aparat penegak hukum dan pemerintah daerah tidak tinggal diam melihat fenomena ini. Ia meminta ada deteksi dini, pemantauan, dan pendekatan dialogis terhadap kelompok-kelompok yang menyebarkan narasi sektarian.
“Potensi konflik ini tidak boleh dianggap remeh. Sekali api sektarian menyala, apalagi di tubuh NU yang merupakan basis terbesar umat Islam Indonesia, bisa terbakar semua. Pemerintah harus hadir untuk menjernihkan, bukan membiarkan narasi ini berkembang liar,” tegas Amir.
Ia juga mengajak para tokoh ulama, habaib, dan aktivis NU untuk tidak terjebak dalam polarisasi ini. Menurutnya, kekuatan Islam Indonesia justru terletak pada keberagaman dan keterbukaannya.
Sumber: suaranasional
Foto: Amir Hamzah (IST)
Artikel Terkait
DPR Sindir Babe Haikal: Ancam Legalkan Produk Non-Halal, Kebijakan Ngawur atau Langkah Berani?
BRIN Ungkap Cadangan Air di IKN Cuma 0,5%, Masih Yakin Pindah Ibu Kota?
Viral! Awal Mula Tautan Video 8 Hilda Pricillya yang Bikin Penasaran
Listyo Sigit Naikkan Komjen, Prof Ikrar Beberkan Strategi Politik di Balik Pengangkatan Ini