Masjid Al-Ikhlas, Kisah Impian yang Tertunda, Hingga Jadi Ikon Religius Konawe Selatan

- Minggu, 01 Juni 2025 | 21:35 WIB
Masjid Al-Ikhlas, Kisah Impian yang Tertunda, Hingga Jadi Ikon Religius Konawe Selatan


Konawe Selatan, 1 Juni 2025 – Di tepi jalan utama Kelurahan Lampuko, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan, berdiri megah sebuah masjid yang menjadi pemandangan memukau bagi siapapun yang melintas. Masjid Al-Ikhlas, dengan arsitektur kontemporer bernuansa hijau mint dan atap dinamis asimetris, kini telah bertransformasi dari sebuah proyek yang sempat tertunda selama bertahun-tahun menjadi ikon religius kebanggaan masyarakat setempat.

Laode Asri Aziz, pengurus Masjid Al-Ikhlas, mengenang perjalanan panjang yang penuh tantangan dalam pembangunan masjid ini. "Sebelumnya, sekitar 7-8 tahun masyarakat terkendala menyelesaikan masjid ini. Bangunannya hanya mencapai ketinggian sekitar satu meter dan tidak siku, dengan perbedaan sekitar 45 derajat antara bagian depan dan belakang," ungkapnya.

Kondisi tersebut membuat masyarakat mulai jenuh. Pada 2019, masyarakat menunjuk Asri sebagai Ketua Pembangunan Masjid. "Saya sebenarnya tidak mau, tetapi masyarakat meminta saya untuk menjadi pengurus. Alhamdulillah ada jalan," cerita Asri.

Titik Balik: Pertemuan dengan TMMS

Perubahan bermula pada akhir 2019, ketika Asri merekam video kegiatan kerja bakti pembangunan masjid. Video tersebut sampai ke tangan Wimba Prambada, Presiden Komisaris PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS).

"Saya dapat nomornya Pak Wimba. Saya kirim video rekaman kerja bakti kami dengan tulisan bahwa bagi jamaah atau donatur yang ingin menyumbangkan hartanya di jalan Allah, kami siap untuk pembangunan masjid. Dia langsung jawab, 'Insya Allah, Pak Haji' kita bantu," kenang Asri.

Pertemuan pertama berlangsung pada Januari 2020. “Pak Wimba datang, langsung bersama kalau saya tidak salah konsultan atau kepala mandor itu,” ujar Asri. 

Tim dari TMMS datang melakukan survei. Setelah mengukur bangunan lama, mereka menemukan kondisi yang tidak ideal. "Tim TMMS bertanya, apakah mesti dilanjutkan atau mau bikin baru? Saya bilang saya serahkan sama beliau. Kesimpulannya, karena bangunan lama tidak siku, diputuskan untuk membangun masjid baru," jelas Asri.

Meski sempat ada kekhawatiran dari masyarakat yang trauma dengan pengalaman sebelumnya, Asri berhasil meyakinkan mereka. "Awalnya masyarakat khawatir, jangan sampai proyek baru ini juga tidak selesai. Tapi saya komunikasikan dengan donaturnya, dan alhamdulillah mereka berkomitmen penuh," tambahnya.

Arsitektur Modern yang Menawan

Setelah pembangunan selama kurang lebih satu tahun, Masjid Al-Ikhlas akhirnya berhasil selesai. Masjid Al-Ikhlas diresmikan oleh Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, pada 18 Agustus 2024.Masjid berukuran sekitar 25 x 25 meter ini tampil dengan arsitektur modern yang mencolok dan "lain dari yang lain" menurut Asri.

Bangunan dua lantai ini menggunakan palet warna hijau mint sebagai warna dominan eksterior dengan sentuhan putih untuk detail ornamen dan abu-abu metalik untuk atap. Fasad depan dihiasi dengan nama "MASJID AL-IKHLAS" pada panel berwarna oranye yang mencolok, sementara menara tinggi berbentuk pipih dengan aksen kaligrafi "Allah" menambah keagungan bangunan.

Detail ornamental berupa pola geometris khas Islam berwarna putih menghiasi bagian bawah bangunan, menciptakan kontras yang menarik dengan warna dasar hijau. "Sangat berarti kehadiran masjid ini karena orang-orang yang lewat selalu bilang masjid ini lain dari yang lain, gagah," ungkap Asri dengan bangga.

Dampak Sosial dan Keagamaan yang Signifikan

Kehadiran Masjid Al-Ikhlas membawa perubahan signifikan bagi kehidupan beragama masyarakat setempat. "Intinya, masjid ini manfaatnya sangat positif, luar biasa. Orang yang tadinya cuma lewat, pada akhirnya mampir sekalian beribadah. Jamaah yang biasa berkeliling dari masjid ke masjid juga sudah beberapa kali mengunjungi kami," jelas Asri.
Fasilitas yang memadai juga menjadi daya tarik tersendiri. "Orang-orang yang lewat dan ingin sholat, karena penasaran dengan masjid ini, akhirnya sholat dan istirahat di sini. Apalagi kamar mandi dan toiletnya bagus, jadi mereka merasa nyaman," tambahnya.

Selama bulan Ramadhan, masjid ini menjadi pusat kegiatan ibadah dengan solat tarawih berjamaah dan tradisi takjil bersama setiap hari. "Alhamdulillah tiap hari ada takjil bersama. Kebiasaan kami, hari pertama tanggung jawab pengurus, hari kedua dan seterusnya masyarakat yang bergiliran," ungkap Asri.

Selain sebagai tempat ibadah, menurut Asri, Masjid Al-Ikhlas kini menjadi objek bangunan religius yang mengundang pengunjung dari berbagai daerah untuk singgah. "Yang paling berkesan, Moramo sekarang terkenal karena masjidnya. Bahkan ini dijadikan orang sebagai wisata religius," kata Asri.

Banyak pengunjung yang sengaja berhenti untuk beribadah sekaligus mengabadikan momen di masjid dengan arsitektur unik ini. Hal ini membuat Moramo semakin dikenal sebagai kawasan yang memiliki ikon religius yang menarik.

Komitmen Berkelanjutan Meranti Group

Wimba Prambada, Presiden Komisaris TMMS, menekankan bahwa pembangunan Masjid Al-Ikhlas adalah wujud komitmen perusahaan untuk tumbuh bersama masyarakat.

"Masjid Al-Ikhlas adalah wujud komitmen kami untuk tumbuh bersama masyarakat. Kami tidak melihat ini sebagai pencapaian TMMS, melainkan hasil kolaborasi dengan masyarakat Moramo yang luar biasa bersemangat. Kesuksesan ini adalah milik kita bersama," ujar Wimba.

Ia menambahkan bahwa TMMS akan terus menjalankan program yang transparan dan nyata bagi masyarakat, tidak hanya melalui pembangunan infrastruktur seperti masjid, tetapi juga dalam bidang pendidikan melalui beasiswa dan pengembangan bakat melalui SSB (Sekolah Sepak Bola).

Direktur PT TMMS, Herryan Syahputra menambahkan bahwa pembangunan masjid ini menunjukkan pendekatan strategis perusahaan yang tidak hanya membangun rumah ibadah, tetapi juga mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah operasional.

"Keberhasilan pembangunan masjid ini menandai momen bersejarah bagi Moramo dan masyarakatnya, yang menunjukkan dampak nyata dari Corporate Social Responsibility (CSR) TMMS yang terstruktur, berkelanjutan, dan tepat sasaran," katanya.

PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera Tbk (TMMS) adalah perusahaan nasional yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat. Salah satu wilayah operasionalnya adalah di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. 

Harapan dan Rencana ke Depan

Meskipun bersyukur atas pencapaian ini, Asri mengakui bahwa masih banyak hal yang perlu dipelajari dan dikembangkan. "Saya jadi pengurus ini, pengalaman orang kampung tentu berbeda dengan yang berpengalaman di kota. Kalau ada yang membimbing, Insya Allah akan kita lakukan demi kebaikan," harapnya.

Salah satu rencana ambisius yang ingin diwujudkan adalah mendatangkan imam dari luar daerah untuk Ramadhan tahun depan. "Kami berencana untuk Ramadhan berikutnya, ingin mengundang imam untuk sholat Maghrib, tarawih, dan subuh dari luar yang bacaannya bagus," ungkapnya.

Selain itu, Asri juga berharap dapat mengembangkan program-program keagamaan lainnya, seperti kompetisi hafalan ayat-ayat pendek dan kegiatan mengaji untuk anak-anak, yang sempat dilaksanakan beberapa tahun lalu namun belum mendapat respons optimal dari masyarakat.

Kehadiran Masjid Al-Ikhlas tidak hanya mengubah wajah fisik Kelurahan Lampuko, tetapi juga membawa energi positif bagi kehidupan spiritual masyarakat setempat. Proyek ini membuktikan bahwa kolaborasi yang baik antara dunia usaha dan masyarakat dapat menghasilkan perubahan yang bermakna dan berkelanjutan.

Dari sebuah bangunan yang terancam terbengkalai hingga sempat membuat masyarakat jenuh, kini berdiri megah sebuah masjid yang menjadi kebanggaan bersama dan ikon wisata religius Sulawesi Tenggara. Masjid Al-Ikhlas bukan hanya tempat ibadah, melainkan simbol harapan, kolaborasi, dan komitmen untuk masa depan yang lebih baik. ***

Foto: Masjid Al Ikhlas yang dibangun oleh PT. TMMS di Lampuko, Moramo, Konawe Selatan.

Komentar