Tak hanya itu, Rocky Gerung juga menyinggung analisis publik yang menilai bahwa sejumlah pejabat di Tanah Air masih memiliki hubungan dengan Jokowi.
"Ada yang menyambungkan, analisisnya bahwa Pak Jokowi masih punya fear of influence, wilayah pengaruh ke kepolisian misalnya. Semua itu juga harus dianggap secara jujur bahwa publik juga mencurigai itu," lanjutnya.
Ia menegaskan bahwa Jokowi bisa saja menghindari kehebohan publik dengan langsung menunjukkan ijazah aslinya sejak dua tahun yang lalu.
"Kenapa? Karena dari awal ada semacam kesimpulan di benak publik bahwa Jokowi adalah mesin pembohong. Dan itu mesti dibuka dulu itu, apa benar Jokowi datang dengan maksud yang baik, kalau maksudnya baik dari awal kenapa nggak dua tahun lalu sehingga tidak ada kehebohan? Orang bertanya terus, kenapa, kenapa? Kenapa akhirnya ijazah itu baru akan dibuka di pengadilan, apa menunggu semacam suasana politik yang menguntungkan dia, apa dengan keputusan Bareskrim maka seluruh isu tentang ijazah itu selesai demi hukum? Ya boleh saja demi hukum, tapi demi moral itu diungkit terus kan?" jelasnya lagi.
"Jadi orang tetap melihat karena Pak Jokowi itu punya watak berbohong, maka orang menganggap bahkan kalau dianggap benar maka mesti dikurangi kebenaran itu atau dibalik kebenaran itu, jadi ini sudah menjadi nasib dari seseorang yang pernah memerintah tapi menyembunyikan jawaban itu yang dituntut dua tahun lalu oleh warga negara," imbuh Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai bahwa permasalahan soal dugaan ijazah palsu ini justru semakin bertambah dengan rendahnya tingkat kepercayaan publik terhadap Jokowi.
"Nah, kalau sekarang kalau kemudian Pak Jokowi menunjukkan 'ini yang punya saya', ya tetapi problemnya kenapa anda bohong selama dua tahun? Kan kalau jujur bilang aja ini punya saya, jadi pembohongan itu yang disoalkan sekarang. Jadi sekali lagi, ini isunya pindah, sebut aja kepastian hukum dari ijazah itu palsu atau tidak, pindah atau bertambah dengan poin bahwa walaupun benar tapi dia pasti berbohong kan karena sudah terbentuk, susahnya kalau psikologi publik sudah terbentuk, yang sering disebut sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya lagi," pungkasnya.
Sumber: suara
Foto: Pengamat Politik Rocky Gerung/Net
Artikel Terkait
Roy Suryo Buka Suara Soal Ziarah ke Makam Orang Tua Jokowi, Alasannya Bikin Heboh!
Geng Solo Masih Berkeliaran? Ini Tantangan Terberat Prabowo di Tahun Pertama!
Prabowo Disebut Tak Semanis Jokowi, Benarkah Popularitasnya Lebih Tulus?
DPR Sindir Babe Haikal: Ancam Legalkan Produk Non-Halal, Kebijakan Ngawur atau Langkah Berani?