Program pendidikan militer yang diusulkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi
Mulyadi resmi dimulai pada Jumat (2/5/2025). Meskipun program tersebut
memuai kontroversi dari banyak pihak, tetapi rupanya banyak orang tua yang
mengirimkan anak mereka ke program tersebut.
Sebagaimana diketahui, program pendidikan militer ini dimulai di dua daerah,
yaitu Kota Bandung dan Purwakarta. Menurut laporan, setidaknya terdapat 39
murid SMP yang dinilai sebagai "anak bermasalah" oleh sekolah dan
keluarganya yang dikirim ke Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon
Armed 9, Purwakarta.
Anak-anak tersebut diantarkan oleh para orang tua. Menariknya, wajah ibu-ibu
yang mengantarkan anaknya ke barak militer tersebut menjadi sorotan.
Dalam sebuah video yang diunggah ulang oleh akun Instagram
@pembasmi.kehaluan.reall pada Jumat (2/5/2025), terlihat salah satu anggota
TNI menyambut kehadiran para siswa dan mengarahkan mereka ke suatu tempat.
"Setelah ini, anda akan bersama kami selama 14 hari. Siap adik-adik? Ayo,
kita maju ke sana!" teriak salah satu anggota TNI.
Para siswa yang datang mengenakan celana panjang hitam dan kemeja putih
serta topi berwana abu-abu. Mereka juga disambut oleh para anggota TNI yang
kompal menyanyikan lagu yel-yel untuk memberikan semangat.
Pada akhir video, terekam beberapa ibu-ibu yang merupakan para orang tua
siswa berdiri di pinggir lokasi. Beberapa di antaranya mengeluarkan ponsel
untuk merekam momen tersebut. Namun, salah satu ibu tampak tersenyum
semringah dan mengucapkan selamat tinggal pada anaknya.
"Dadaaah," ucap ibu-ibu tersebut.
Terekam ibu lain pun tampak melambaikan kedua tangannya ke arah kamera
dengan wajah tersenyum lebar.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa program barak militer tersebut
dikhususkan bagi anak-anak yang mengalami perilaku bar-bar dan kenakalannya
sudah sampai tindak kriminal.
"Masalah anak-anak remaja yang mengalami perilaku bar-bar atau kenakalan
karena usianya yang lagi sangat puber itu tanggung jawab orangtua dan
negara," kata Dedi Mulyadi.
Menurut Dedi Mulyadi, program ini diharapkan dapat mengembalikan jati diri
dan pola disiplin pada anak.
"Untuk itu kebijakan barak militer bagi anak-anak nakal adalah kebijakan
yang bertujuan mengembalikan jati diri anak pada pola disiplin, dan pola
perilaku hidup yang sesuai sikap masa remajanya, terarah, memiliki visi dan
memiliki masa depan yang baik," tambahnya.
Namun di sisi lain, program ini juga menyita perhatian Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) yang menilai bahwa pendekatan militeristik semacam itu
seharusnya menjadi pilihan paling akhir setelah semua mekanisme perlindungan
dan pembinaan anak dijalankan secara maksimal.
Unggahan video yang merekam ekspresi wajah para ibu dari siswa yang dikirim
ke barak militer itu pun menuai beragam respons dari pengguna media sosial
lainnya.
"Tuh lihat, emak-emaknya aja terlihat lega, berarti anaknya nakalnya
bener-bener nggak bisa dibilangin di rumah. Aku dukung program ini untuk
anak-anak yang bandel dan bermasalah untuk pembentukan karakter, tapi kok
masih ada aja yang nyinyirin program Kang Dedi Mulyadi," komentar
@ryka.*****
"Emak-emaknya aja sebahagia ini, eh ada oknum-oknum yang seolah nggak setuju
sama program ini," tambah @mmm**
"Coba di Jawa Tengah ada, mau masukin anakku. Meskipun nakalnya masih wajar,
tapi biar dididik lebih disiplin agar tau bagaimana rasanya jauh dari rumah
dan ibumu," timpal @mukhe****
"Walaupun anak saya tidak bermasalah pun, saya sangat setuju anak saya ikut
program ini. Penguatan mental yang positif nantinya," sahut @akbar****
"Dari wajah emaknya kelihatan banget berkurang beban hidup mereka," tulis
@azei***
Sumber:
suara
Foto: Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi/Net
Artikel Terkait
Trump Hebohkan Publik, Pamer Foto AI Dirinya Sebagai Paus
Panglima TNI Tuai Kritik Usai Polemik Mutasi Anak Try Sutrisno
Viral GRIB Jaya Muncul di Bali, Pecalang Tegas Tolak: Kami Tidak Butuh Ormas dari Luar
Mbah Sumi Gagal Berangkat Haji Gara-gara Tak Bisa Menggambar