MURIANETWORK.COM - Kejadian mengejutkan terjadi di Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (14/4).
Sejumlah mahasiswa yang berdiskusi tentang 'Fasisme Mengancam Kampus: Bayang-Bayang Militer bagi Kebebasan Akademik' dikejutkan dengan kedatangan anggota TNI.
Diskusi yang digelar oleh Kelompok Studi Mahasiswa Walisongo (KSMW) dan Forum Teori dan Praksis Sosial (FTPS) itu awalnya berjalan lancar.
Namun, suasana menjadi aneh saat seorang pria asing dengan kaus hitam dan celana jeans tiba-tiba bergabung dalam lingkaran diskusi tanpa memperkenalkan diri.
“Dia enggak mau kenalan dan langsung pergi begitu saja,” kata salah satu panitian diskusi Ryan Wisnal, Kamis (17/4).
Tak lama setelah pria tersebut meninggalkan tempat, petugas keamanan kampus datang dan mengarahkan beberapa mahasiswa untuk menemui seorang anggota TNI yang mengenakan seragam lengkap.
Ternyata, anggota TNI tersebut adalah Sertu Rokiman, Babinsa Koramil Ngaliyan, yang meminta untuk berbicara dengan panitia diskusi.
Rokiman diketahui menanyakan tentang identitas peserta dan tema diskusi.
Meski tidak ada pembubaran acara, Ryan merasa kehadiran aparat militer ini bisa dianggap sebagai bentuk intervensi.
“Kampus harusnya menjaga ruang bebas untuk mahasiswa berdiskusi, bukan malah membiarkan militer masuk,” kritik Ryan.
Merespons hal tersebht, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen TNI Wahyu Yudhayana membantah tuduhan intervensi.
Menurutnya, kehadiran Babinsa merupakan bagian dari tugas rutin monitoring wilayah karena diskusi tersebut bersifat terbuka untuk umum.
“Tidak ada niat untuk menghalangi atau menghentikan acara. Babinsa hanya berada di luar kampus, tidak masuk ke ruang diskusi,” ujar Wahyu.
Sumber: jpnn
Artikel Terkait
Prabowo Tak Mau Lagi Dijebak Jokowi
Prabowo Ungkap Kerugian Negara Rp 300 T Akibat Tambang Ilegal di Bangka Belitung
Prabowo Kasih Isyarat ke Pimpinan TNI dengan Tidak Sebut Nama Jokowi
Pengamat Soroti Pertemuan Prabowo-Jokowi Kali ini Terasa Tidak Biasa