Elit Politik Hanya Memikirkan Nasib Mereka Sendiri, Bukan Rakyat!
✍🏻Setiya Jogja
Belakangan ini, publik lagi-lagi dibuat mengernyitkan dahi. Ada saja wacana yang muncul ke permukaan. Ambil contoh, usulan pemilihan kepala daerah lewat DPRD. Atau gagasan nyeleneh soal pemilu sepuluh tahun sekali katanya biar anggaran efisien. Belum lagi pernyataan blak-blakan tentang “balik modal” dari biaya politik yang dikeluarkan. Semua ini, kalau dicermati, punya benang merah yang sama: para elite di panggung politik semakin menjauh dari kehidupan riil rakyat kecil.
Memang, menjalankan demokrasi itu butuh biaya yang nggak sedikit. Tapi, alasan efisiensi anggaran sama sekali tidak bisa dipakai untuk mengurangi hak dasar rakyat dalam memilih. Rasanya kok aneh, ya. Ketika kedaulatan yang seharusnya di tangan rakyat malah ditarik-tarik kembali ke lingkaran elite. Alih-alih perbaikan sistem, yang terjadi justru kemunduran. Rakyat cuma jadi penonton yang bisu. Sementara itu, di dalam lingkar kekuasaan, mereka sibuk mengkalkulasi untung-rugi dan mengamankan investasi politik mereka.
Artikel Terkait
Panggilan ke Solo: Isyarat Pelecehan dan Skenarionisasi Kekuasaan
Saudi Ultimatum ke UEA: Hentikan Dukungan ke Separatis Yaman atau Hadapi Konsekuensi
Bangkai Pesawat Terbang Terhempas Angin, Hantaman Sayap Porak-Porandakan Desa Bogor
Suara yang Selalu Terselubung: Abu Ubaidah Gugur, Identitas Asli Terungkap